Rabu, 21 Agustus 2013

Skripsi Farmasi Isolasi Pati Dari Beberapa Jenis Kentang (Solanum tuberosum L.) Dan Uji Spesifikasi Eksipien Tablet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Isolasi Pati Dari Beberapa Jenis Kentang (Solanum tuberosum L.) Dan Uji Spesifikasi Eksipien Tablet. Kentang ( Solanum tuberosum L ) termasuk family Solaneceae. Kentang dapat digolongkan menurut warna umbinya, yaitu: kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning memiliki kulit dan daging yang berwarna kuning.

Kentang putih berkulit dan berdaging putih. Dan kentang lainya yaitu kentang merah yang kulitnya berwarna merah, tetapi dagingnya kuning. Pembuatan pati kentang dengan cara mencucinya terlebih dahulu dan membuatnya menjadi bubur halus dengan menggunakan blender. Diperoleh masa seperiti bubur dab dilakukan pencucian bubur dengan mengganti airnya. Dan diperas ampas menggunakan kain belacu, filtrat dibiarkan selama 24 jam sambil diganti airnya metode dekantasi. Kemudian pati yang diperoleh ditentukan apakah memenuhi syarat yang tertera didalam Farmakope Indonesia.

Dari hasil uji spesifikasi eksipien tablet. Pati dari kentang merah yang memenuhi spesifikasi eksipien tablet, diantaranya bobot jenis benar 1,5057 g/cm3, bobot jenis nyata 0,6452 g/cm3, bobot jenis mampat 0,7700 g/cm3, viskositas pada suhu 300 C sebesar 2,4643 Poise dan pada suhu 600 C sebesar 9,9241 Poise, daya kompresibilitas sebesar 19,3424%, sudut angkat sebesar 26,980, faktor hausner sebesar 0,5113%.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Kalsium Pada Ikan Teri Secara Kompleksometri

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Kalsium Pada Ikan Teri Secara Kompleksometri. Ikan teri dapat menjadi salah satu sumber kalsium yang baik selain susu, karena ikan teri dikonsumsi utuh bersama tulangnya, berbeda dengan ikan lain yang hanya dikonsumsi dagingnya saja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalsium yang terkandung dalam ikan teri. Dalam penelitian ini dianalisis tiga kelompok ikan teri yang berbeda ukuran yaitu kecil , sedang dan besar yang berasal dari pasar Kembang Tanjong dan Teupen Raya Kabupaten Pidie Nanggroe Aceh Darussalam.

Pemeriksaan kalsium dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi asam sulfat encer dan etanol, dan ammonium oksalat. Analisis kuantitatif dilakukan secara titrasi kompleksometri dengan menggunakan dinatrium EDTA sebagai pentiter dan kalkon campur sebagai indikator pada pH 13.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium dalam ikan teri yang berbeda ukuran adalah berbeda. Semakin besar ukuran ikan teri maka kadar kalsium semakin tinggi. Dari analisis diperoleh kadar kalsium yang terkandung dalam ikan teri yang berasal dari pasar Kembang Tanjong adalah 1981,63 ± 14,9547 mg/100 gram untuk ikan teri kecil, pada ikan teri sedang 2196,68 ± 10,1832 mg/100 gram dan pada ikan teri besar adalah 2284,50 ± 15,9736 mg/100 gram.

Sedangkan untuk ikan teri yang berasal dari pasar Teupen Raya adalah 1989 ± 14,5360 mg/100 gram untuk ikan teri kecil, pada ikan teri sedang 2207,23 ± 12,1305 mg/100 gram dan pada ikan teri besar adalah 2296,01 ± 11,4356 mg/100 gram.

Skripsi Farmasi Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daun Tumbuhan Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daun Tumbuhan Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach. Tumbuhan sirsak (Annona muricata L.) termasuk dalam familia Annonaceae. Daun sirsak kaya akan metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai obat.

Masyarakat memanfaatkan daun sirsak untuk mengobati berbagai macam penyakit, bahkan rebusan daun sirsak dikatakan dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk penyakit kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik daun sirsak, golongan senyawa dari simplisia daun sirsak, dan aktivitas sitotoksisitas ekstrak daun sirsak terhadap larva Artemia salina Leach.

Karakterisasi simplisia daun sirsak dilakukan dengan pemeriksaan kadar air, kadar sari yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut dalam asam. Ekstrak daun sirsak dilakukan secara perkolasi bertingkat dengan menggunakan pelarut n-heksan, etilasetat dan etanol. Terhadap masing-masing ekstrak diuji aktivitas sitotoksisitasnya dengan metode brine shrimp lethally test. Data diolah menggunakan analisis regresi linear untuk memperoleh harga LC50.

Hasil karakterisasi simplisia memberikan kadar air 5,97%, kadar sari yang larut dalam air 18,19%, kadar sari larut dalam etanol 15,06%, kadar abu total 5,42%, dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,25% . Hasil pemeriksaan mikroskopik tampak sel epidermis, kutikula tebal, terdapat stomata tipe anomositik, rambut penutup. Berkas pembuluh tipe kolateral dan dikelilingi oleh serabut. Hasil uji sitotoksisitas dari ekstrak n-heksana, etilasetat, dan etanol simplisia daun sirsak terhadap larva Artemia salina Leach ditunjukkan dengan nilai LC50 berturut-turut 3,66µg/ml, 1,75 µg/ml, dan 0,73 µg/ml.

Skripsi Farmasi Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Sebagai Pewarna

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Sebagai Pewarna. Daun jati muda (Tectona grandis L.f.) telah sejak lama digunakan masyarakat secara tradisional sebagai pewarna kain, tikar, dan juga makanan.

Daun jati muda memiliki kandungan pigmen alamiah, salah satunya adalah golongan antosianin, yaitu pelargonidin. Peneliti membuat formulasi sediaan lipstik dengan memanfaatkan pigmen alamiah yang terkandung dalam daun jati muda. Formulasi sediaan lipstik terdiri dari beberapa komponen diantaranya cera alba, lanolin, vaselin alba, cetaceum, setil alkohol, oleum ricini, propilen glikol, titanium dioksida, minyak mawar (oleum rosae), butil hidroksitoluen, nipagin, serta penambahan pewarna ekstrak daun jati dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%.

Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup pemeriksaan homogenitas, titik lebur, kekuatan lipstik, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, uji oles, dan pemeriksaan pH, serta uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test).

Formulasi sediaan lipstik menggunakan pewarna ekstrak daun jati menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil, homogen, titik lebur 65ºC, memiliki kekuatan lipstik yang baik, mudah dioleskan dengan warna yang merata, pH berkisar antara 4,3-4,6, serta tidak menyebabkan iritasi sehingga cukup aman untuk digunakan, dan sediaan yang paling disukai adalah sediaan 4 yaitu sediaan dengan konsentrasi pewarna ekstrak daun jati 10%.

Skripsi Farmasi Uji Efek Hipoglikemik Natrium Alginat Dari Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Efek Hipoglikemik Natrium Alginat Dari Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Diabetes mellitus ( DM ) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Diabetes mellitus disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan sintesa lemak sehingga kekurangan hormon insulin dapat menyebabkan glukosa meningkat di dalam darah. Natrium alginat hasil ekstraksi dari rumput laut coklat jenis Sargassum sp. diduga berguna bagi penderita penyakit diabetes mellitus karena dapat memperlambat penyerapan glukosa pada saluran cerna ke dalam aliran darah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian natrium alginat hasil ekstraksi dari rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh terhadap kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian meliputi karakterisasi ampas simplisia, isolasi alginat, dan pengujian efek penurun kadar glukosa darah dari natrium alginat hasil ekstraksi dari rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh terhadap tikus yang dibuat diabetes. Sebelum digunakan tikus terlebih dahulu diinduksi dengan aloksan 130 mg/Kg BB secara intraperitoneal. Peningkatan kadar glukosa darah diukur pada hari ke-3. Selanjutnya tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan diberikan suspensi natrium alginat secara oral dengan dosis 200, 400, 800 mg/kg BB, metformin dosis 50 mg/kg BB sebagai pembanding positif, dan suspensi Na-CMC 0,5% sebagai pembanding negatif. Pengujian dilakukan pada hari ke-6 dan ke-9. Data yang diperoleh dianalisis secara analisis variansi kemudian dilanjutkan dengan metode Duncan.

Hasil pemeriksaan karakterisasi ampas simplisia rumput laut diperoleh kadar air 12,62% (v/b), kadar sari larut dalam air 5,43% (b/b), kadar abu total 9,30% (b/b), kadar abu tidak larut dalam asam 0,39% (b/b). Hasil pengujian statistik (α=0,05) menunjukkan bahwa pada pemberian natrium alginat dosis 800 mg/kg BB memberikan penurunan kadar glukosa darah yang tidak berbeda secara nyata dengan pemberian suspensi metformin 50 mg/kg BB, sedangkan natrium alginat 200 dan 400 mg/Kg BB memberikan penurunan kadar glukosa darah yang berbeda secara nyata dengan pemberian suspensi metformin 50 mg/kg BB.

Skripsi Farmasi Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Muda Dari Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Dengan Metode DPPH

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Muda Dari Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Dengan Metode DPPH. Madu merupakan cairan kental yang di kumpulkan dalam indung madu oleh lebah. Madu mengandung asam organik, enzim, asam fenolat, flavonoid, beta karoten, Vitamin A, vitamin C dan Vitamin E.

Dalam madu terdapat banyak nutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan dan semua senyawa tersebut bekerjasama dalam melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas. Telah dilakukan karakterisasi dan penentuan aktivitas antioksidan pada madu hutan Lhoknga, hutan Montasik dan hutan Sare. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan peredaman 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) secara spektrofotometri visible.

Karakterisasi madu dilakukan dengan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut dalam asam. Madu di uji aktivitas antioksidannya sebagai penangkap radikal 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) secara spektrofotometri visibel. Data diolah menggunakan rumus persen inhibihi untuk mendapatkan aktivitas antioksidan.. Hasil pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap ketiga madu hutan Lhoknga, Montasik dan Sare merupakan cairan kental, berwarna coklat kemerahan, coklat kekuningan, coklat kekuningan tua, mempunyai bau dan rasa yang khas.

Hasil mikroskopik madu menunjukkan adanya butir butir serbuk sari. Kadar air masing masing madu yang diperoleh 20,62%; 23,94%; 21,91%, kadar abu total 0,23%; 0,24%; 0,23% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,13%; 0,10%; 0,11%. Hasil uji aktivitas antioksidan ketiga madu dengan konsentrasi masing-masing 3000 µg/ml, 4000 µg/ml, 5000 µg/ml diperoleh nilai aktivitas antioksidan madu hutan Lhoknga 73,34%; 73,89%; 79,66%; madu Montasik 63,36%; 68,88%; 74,18; madu Sare 65,58%; 67,17%; 75,06%. Sedangkan BHT sebagai pembanding dengan konsentrasi 20 µg/ml, 40 µg/ml, 60 µg/ml diperoleh nilai aktivitas antioksidan 74,46%; 83,31%; 86,87%. BHT pada konsentrasi 20 µg/ml menunjukkan aktivitas antioksidan yang hampir sama dibandingkan dengan ketiga madu pada konsentrasi 5000 µg/ml. Peningkatan aktivitas antioksidan mempunyai arti bahwa telah terjadinya penangkapan radikal DPPH oleh madu.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Pirazinamida Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet dalam Sediaan Tablet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Pirazinamida Dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet dalam Sediaan Tablet. Pirazinamida adalah suatu obat antituberkulosis sintetik dan efektif digunakan peroral serta bersifat bakterisidal yang digunakan bersama-sama dengan isoniazid dan rifampisin.

Pirazinamida bersifat bakterisidal kuat terhadap organisme intrasel. Pirazinamida harus dihidrolisis secara enzimatik menjadi asam pirazinoat yang merupakan metabolit aktif utama dari pirazinamida Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar pirazinamida dalam sediaan tablet dengan metode spektrofotometri ultraviolet.

Metode ini relatif lebih murah dan mudah dalam pelaksanaannya, namun memberikan hasil dengan akurasi dan presisi yang baik. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara spektrofotometri ultraviolet dalam pelarut HCl 0,1N pada panjang gelombang 268 nm. Dari hasil penelitian diperoleh kadar tablet pirazinamida generik (Indofarma) sebesar 100.02% ± 0,58, dan tablet nama dagang Sanazet® (Sanbe) sebesar 98,75% ± 2,13, Siranamid® (Mersi) sebesar 97,98% ± 2,34, TB Zet® (Meprofarm) sebesar 98,74% ± 1,13, Pezeta Ciba® (Sandoz) sebesar 98,67% ± 1,39. Metode ini memenuhi persyaratan uji validasi dengan persen perolehan kembali 99,20% dan relatif standar deviasi (RSD) 1,07%, batas deteksi (LOD) 0,2088 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) 0,6962 µg/ml.

Hasil penelitian menunjukkan kadar pirazinamida dalam sediaan tablet generik dan nama dagang memenuhi persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Sskripsi Farmasi Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Aktivitas Antibakteriekstrak Etanol Daun Kembang Bulan(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) familia Asteraceae merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia.

Tanaman ini digunakan sebagai obat luka atau luka lebam, berkhasiat sebagai obat sakit perut kembung, penyakit lepra, dan penyakit lever.Daun kembang bulan mengandung flavonoida, glikosida, saponin, tanin dan triterpenoid/steroid.Senyawa fenol seperti flavonoid dan tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri.

Adanya kandungan senyawa flavonoid dan tanin tersebut, diharapkan ekstrak daun kembang bulan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923,Propionibacteriumacnes ATCC 11827dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853. Penelitian ini dilakukan untukmengetahui karakteristik dan aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun kembang bulan.

Karakterisasi dilakukanmenurut Materia Medika Indonesia edisi VI yang meliputi penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan secara in vitro dengan metode difusi agar dengan pengenceran ekstrak etanol daun kembang bulan secara serial dengan konsentrasi berturut-turut 300 mg/ml, 250 mg/ml, 200 mg/ml, 150 mg/ml, 100 mg/ml, 75 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml dan 10 mg/ml.

Parameter yang dilihat adalah besarnya diameter hambat pertumbuhan bakteri yang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil karakterisasi ekstrak etanol daun kembang bulan menunjukkan kadar air 8,85%, kadar abu total 6,82%, kadar abu total tidak larut asam 0,446%, kadar sari larut dalam air 69,054%, dan kadar sari larut dalam etanol 26,164%. Ekstrak etanol daun kembang bulan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kembang bulan yang memuaskan pada bakteri Staphylococcus aureus adalahpada konsentrasi 75 mg/ml dengan diameter hambat 14,25 mm, pada bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 100 mg/ml dengan diameter hambat 15,88 mm dan 15,65 mm.

Skripsi Farmasi Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Umbi dari Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L) Merr)

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Umbi dari Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L) Merr). Telah dilakukan isolasi senyawa flavonoid umbi dari tumbuhan bawang sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr), yang dapat berkhasiat sebagai antiemetik, disuria, radang usus, disentri, penyakit kuning, luka, bisul, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, kanker payudara, antimelanogenesis dan sebagai antioksidan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh senyawa flavonoid dari umbi bawang sabrang dan melakukan karakterisasi terhadap senyawa flavonoid dan hasil isolasi dengan spektrofotometri ultraviolet (UV). Terhadap serbuk umbi bawang sabrang dilakukan pemeriksaan karakteristik simplisia dan skrining fitokimia, kemudian diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 80%. Selanjutnya ekstrak etanol dipartisi dengan pelarut n-heksan: air (1:1), kemudian dengan pelarut kloroform : air (1:1), fraksi air direfluks dan difraksinasi dengan etilasetat.

Fraksi etilasetat dianalisis secara kromatografi kertas (KKt) dengan menggunakan lima jenis fase gerak yang berbeda yaitu n-Butanol Asam asetat Air, Forestal, asam asetat 50%, asam asetat 15% dan asam klorida 1%, sedangkan sebagai penampak noda uap NH3, AlCl3 5% dan FeCl3 1%. Fraksi etilasetat dipisahkan dengan KKt preparatif menggunakan fase gerak asam asetat 50% dan isolat yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV menggunakan pereaksi geser (shift reagent).

Hasil pemeriksaan makroskopik umbi bawang sabrang adalah berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah dan tidak berbau, serta berasa pahit. Umbi lapis terdiri dari 5-6 lapisan dengan pangkal daun di tengahnya dan biasanya memiliki panjang 4-5 cm dan diameter 1-3 cm. Hasil penetapan kadar air dari serbuk simplisia diperoleh 8,98%, kadar sari yang larut dalam air 8,03%, kadar sari yang larut dalam etanol 9,63%, kadar abu total 4,32% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,84%.

Hasil skrining fitokimia diperoleh adanya alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, antrakinon glikosida, tanin dan triterpenoid/steroid. Hasil isolasi dari fraksi etilasetat diperoleh dua senyawa yaitu F2 dengan harga Rf= 0,53 (berflouresensi jingga) diduga senyawa flavonoid golongan flavon dengan gugus 5-OH pada cincin A dan F3 dengan harga Rf= 0,79 (berflouresensi biru) diduga senyawa flavonoid golongan flavon 4-OH pada cincin B dan 6,7-diOH.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Kalium (K) Dan Zink (Zn) Pada Buah Kurma (Phoenix dactylifera L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Kalium (K) Dan Zink (Zn) Pada Buah Kurma (Phoenix dactylifera L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Buah kurma merupakan buah yang banyak dikonsumsi kaum muslim, disamping itu juga digunakan sebagai obat dan makanan.

Buah kurma memiliki banyak khasiat juga mudah dan cepat dicerna. Buah kurma mengandung berbagai unsur penting dan komposisi yang komplit yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kurma mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral seperti kalium, natrium, zink, kalsium, besi, mangan dan tembaga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar logam kalium dan zink pada buah kurma Ajwah, kurma Madinah dan kurma Mesir. Analisis kualitatif kalium dilakukan dengan pereaksi asam pikrat 1% b/v dan zink dengan larutan dithizon 0,005%b/v pada pH 5,0. Uji memberikan hasil yang positif untuk kalium dan zink pada ketiga sampel.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 769,9 nm untuk kalium dan 213,9 nm untuk zink. Hasil menunjukkan kadar kalium pada kurma Ajwah yaitu 594,4489 ± 6,3206 mg/100g, kurma Madinah yaitu 566,9722 ± 13,9002 mg/100g, kurma Mesir yaitu 651,5004 ± 8,9773 mg/100g. Sedangkan kadar zink pada kurma Ajwah yaitu 0,5543 ± 0,0110 mg/100g, kurma Madinah yaitu 0,4398 ± 0,0075 mg/100g, kurma Mesir yaitu 0,6181 ± 0,0044 mg/100g.

Secara statistik, uji beda rata-rata kandungan kalium dan zink antara kurma Ajwah, kurma Madinah dan kurma Mesir dengan menggunakan distribusi t, menyimpulkan bahwa kandungan kalium dan zink pada kurma Mesir lebih tinggi secara signifikan dari kurma Ajwah dan kurma Madinah.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Kalsium pada Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dari Daerah Karo dengan Daerah Pematang Johar Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Kalsium pada Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dari Daerah Karo dengan Daerah Pematang Johar Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) merupakan sayuran yang dikonsumsi di kalangan masyarakat. Selain harganya yang relatif murah dan mudah di dapat, daun katuk ini sangat baik untuk kesehatan karena mengandung gizi yang cukup tinggi.

Dalam kehidupan sehari – hari, masyarakat mengkonsumsi daun katuk untuk memperlancar produksi ASI, diduga karena kadar kalsium yang cukup tinggi memenuhi kebutuhan tulang bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah daun katuk memiliki kadar kalsium yang berbeda antara daerah Karo dengan daerah Pematang Johar. Analisis kualitatif kalsium (Ca) dilakukan dengan pereaksi H2SO4 1N+etanol dengan nyala Ni/Cr.

Penetapan kadar dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom nyala udara asetilen pada panjang gelombang 422,7 nm. Hasil penetapan kadar kalsium untuk daerah Karo adalah 440,3404 ± 0,0634 mg/100g, untuk daerah Pematang Johar adalah 274,7853 ± 0,0399 mg/100g. Uji validasi metode memberikan hasil akurasi, batas deteksi dan batas kuantitasi yang dapat diterima dengan persen perolehan kembali untuk Ca adalah 91,4172 % dengan nilai LOD 0,0783 mcg/ml dan LOQ 0,2621 mcg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun katuk memiliki kadar kalsium yang berbeda antara daerah Karo dengan daerah Pematang Johar.

Skripsi Farmasi Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa) Sebagai Pewarna

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa) Sebagai Pewarna. Beras ketan hitam (Oryza sativa L.) termasuk famili Poaceae, masyarakat menggunakan sebagai bahan makanan seperti tape dan bubur. Beras ketan hitam berwarna merah/ungu, zat warna yang dikandungnya cukup kuat.

Didalam kosmetik, pewarna merupakan salah satu penyebab iritasi dan alergi di kulit, sehingga peneliti membuat formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna alami dari beras ketan hitam. Formulasi sediaan lipstik terdiri dari beberapa komponen diantaranya cera alba, lanolin, vaselin alba, cetaceum, setil alkohol, oleum ricini, propilen glikol, titanium dioksida, butil hidroksi toluen, minyak mawar (oleum rosae) dan nipagin serta penambahan ekstrak beras ketan hitam dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%.

Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan homogenitas, titik lebur, kekuatan lipstik, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, uji oles dan pemeriksaan pH, serta uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic test). Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak beras ketan hitam sebagai pewarna yang dibuat cukup stabil, homogen, titik lebur 65oC, memiliki kekuatan lipstik yang baik, pH berkisar 3,9-6,5 (mendekati pH kulit bibir) mudah dioleskan dengan warna yang merata, serta tidak menyebabkan iritasi sehingga cukup aman untuk digunakan, dan sediaan yang paling disukai adalah sediaan 5 yaitu sediaan dengan ekstrak beras ketan hitam konsentrasi 8% dengan persentase kesukaan 63,33%.

Skripsi Farmasi Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol Rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol Rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans. Rumput laut sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, yaitu sejak zaman kekaisaran Shen Nung di Cina sekitar tahun 2700 sebelum Masehi.

Salah satu jenis rumput laut yang banyak tumbuh diperairan Indonesia adalah Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh. Rumput laut memproduksi beberapa jenis senyawa sekunder seperti florotanin, steroid dan sterol. Sargassum merupakan sumber alginate yang digunakan sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul, salep, emulsifier dan dapat juga digunakan sebagai bahan pembuat cat rambut dan krim, sedangkan oleh masyarakat setempat jenis ini lebih sering dikonsumsi sebagai sayuran.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antijamur ekstrak etanol rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh. Tahapan kerja meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan uji aktivitas antijamur terhadap Candida albicans dengan metode difusi agar menggunakan silinder logam.

Pembuatan ekstrak rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh secara maserasi dan soxhletasi dengan pelarut etanol 96% . Karakterisasi simplisia talus rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh yaitu pemeriksaan makroskopik berbentuk talus, berwarna coklat kehitaman, berbau khas,dan tidak berasa.

Pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia memperlihatkan adanya sel parenkim, sel parenkim berisi pigmen coklat, sel propagule bersel satu, sel propagule bersel dua dan sel propagule bersel tiga. Kadar air 7,96%, kadar sari larut dalam air 5,52%, kadar sari larut dalam etanol 4,77%, kadar abu total 8,59% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,35%. Hasil skrining fitokimia talus rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh menunjukkan adanya senyawa glikosida dan triterpenoid/steroid. Ekstrak etanol yang diperoleh dengan metode maserasi memiliki daya hambat yang lebih besar daripada ekstrak etanol yang diperoleh dari metode soxhletasi. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol terhadap Candida albicans yaitu 10 mg/ml. Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan ekstrak etanol talus rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.

Skripsi Farmasi Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi Ekstrak Etanol Herba Ranti (Solanum nigrum Linn) dan Isolasi Senyawa Dari Fraksi Aktif. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan sumber antioksidan alami yang biasanya terdapat dalam tumbuhan.

Herba ranti (Solanum nigrum Linn) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Adanya kandungan flavonoid dalam herba ranti tersebut mendorong untuk melakukan pengujian aktivitas antioksidan sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan alami. Uji aktivitas antioksidan penangkapan radikal bebas telah dilakukan terhadap fraksi n-heksan, kloroform, etilasetat, air dan senyawa aktif dari fraksi etilasetat dari herb ranti.

Herba ranti diekstraksi secara maserasi dengan mengpgunakan etanol 96% diperolah ekstrak etanol. Kemudian difraksinasi dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan, kloroform, etilasetat. Masing-masing fraksi diuji aktivitas antioksidan menggunakan penangkap radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).

Fraksi etilasetat dikromatografi preparatif dengan menggunakan asam asetat 50% sebagai fase gerak. Kemudian dilihat menggunakan lampu UV dengan penampak bercak 5% b/v aluminium klorida pada panjang gelombang 366 nm. Isolat diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer UV menggunakan pereaksi geser. Isolasi menghasilkan 2 flavonoid, F1 memiliki harga Rf = 0,48 kemungkinan adalah flavanon dan F2 memiliki harga Rf = 0.59 kemungkinan adalah flavonol dengan gugus 4’OH pada cincin B. kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan terhadap isolat. Hasil uji aktivitas antioksidan keempat fraksi dengan konsentrasi masing-masing 80 µg/ml diperoleh % peredaman fraksi n-heksan 15,22%, fraksi kloroform 68,03%, fraksi etilasetat 68,14% dan fraksi sisa 23,44%.

Sedangkan aktivitas antioksidan isolat dengan konsentrasi masing-masing 80 µg/ml diperoleh % peredaman flavonoid1 (flavanon) 49,70%dan isolat flavonoid 2 (flavonol) 41,21%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi etilasetat mempunyai aktivitas antioksidan paling kuat.

Skripsi Farmasi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ruku-Ruku (Ocimum sanctum L.) dan Formulasi Sediaan Obat Kumur-Kumur

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ruku-Ruku (Ocimum sanctum L.) dan Formulasi Sediaan Obat Kumur-Kumur. Daun tumbuhan ruku-ruku (Ocimum sanctum L.) merupakan salah satu bagian tanaman yang perlu dikembangkan manfaatnya, misalnya untuk mengobati sakit perut, batuk, pencuci luka dan sakit gigi.

Selama ini masyarakat menggunakan daun ruku-ruku sebagai obat sakit gigi, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pemanfaatan daun ruku-ruku. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ruku-ruku dan sediaan obat kumur yang mengandung ekstrak etanol daun ruku-ruku terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Streptococcus sp. (bakteri isolasi dari specimen) yang dilakukan secara invitro memakai metode difusi agar dengan cakram silinder logam. Sampel daun ruku-ruku diambil secara purposif dari jalan Selamat No. 80, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Hasil aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun ruku-ruku menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Streptococcus sp (bakteri isolasi dari specimen) yaitu sebesar 40 mg/ml. Ekstrak etanol daun ruku-ruku memberikan batas daerah hambat yang efektif pada konsentrasi 90 mg/ml terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter 14 mm pada konsentrasi 80 mg/ml terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan diameter 14,3 mm pada konsentrasi 90 mg/ml terhadap bakteri Streptococcus sp (bakteri isolasi dari specimen) dengan diameter 14,7 mm.

Pengujian sediaan obat kumur-kumur ekstrak etanol daun ruku-ruku pada FI, FII dan FIII memberikan hasil diameter zona hambatan yang memuaskan terhadap ketiga bakteri yaitu lebih besar dari 14 mm terhadap bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus sp. (bakteri isolasi dari specimen).

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Kadar Vitamin C dari Buah Melon Secara Volumetri dengan 2,6 – Diklorofenol Indofenol

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Kadar Vitamin C dari Buah Melon Secara Volumetri dengan 2,6 – Diklorofenol Indofenol. Melon merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik dalam pemasarannya. Daya tarik melon mempunyai kharisma tersendiri di kalangan konsumen maupun produsen (petani).

Permintaan pasar (konsumen) cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu, karena makin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, buah melon juga sangat bermanfaat bagi kesehatan karena zat-zat gizi yang dikandungnya seperti kalsium, fosfor, serat, vitamin A, B dan C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C dari buah melon. Sampel buah melon yang digunakan berasal dari daerah Deli Serdang di Desa Rambungan Kecamatan Batang Kuis (Sumatera Utara), Calang di Desa Ranto Moreu Kecamatan Panga (NAD), Beureunuen di Desa Tiba Raya Kecamatan Mutiara Timur (NAD) dan melon Rock (Medan).

Penetapan kadar vitamin C dilakukan dengan metode volumetri dengan 2,6-diklorofenol indofenol karena larutan 2,6-diklorofenol indofenol selektif terhadap vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C dari buah melon yang berasal Deli Serdang (29,35 mg/100 g), asal Calang (29,87 mg/100 g), asal Beureunuen (28,83 mg/100 g), dan melon Rock (30,93 mg/100 g).

Secara statistika menggunakan Software SPSS diketahui adanya perbedaan kadar vitamin C antara melon yang berasal dari Calang dengan Beureunuen, antara melon Rock dengan melon yang berasal dari Deli Serdang, Calang dan Beureunuen tetapi tidak terdapat perbedaan antara melon yang berasal dari Deli Serdang dengan Calang, antara melon yang berasal dari Deli Serdang dengan Beureunuen. Pada uji validasi metode diperoleh persen recovery sebesar 93,43% dan RSD sebesar 1,54%.

Skripsi Farmasi Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tikus (Rattus novergicus) Jantan Terisolasi Secara In Vitro

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Tikus (Rattus novergicus) Jantan Terisolasi Secara In Vitro. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah, diantaranya kekayaan flora yang banyak dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Saat ini, kesadaran masyarakat untuk menggunakan tumbuhan obat dalam mengatasi masalah kesehatan semakin tinggi.

Salah satunya penggunaan temulawak sebagai anti diare kerap dilakukan masyrakat Indonesia dalam mengatasi diare.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rimpang temulawak pada kontraksi ileum tikus terisolasi yang sebelumnya dikontraksikan dengan pemberian asetilkolin. Dalam penelitian ini digunakan hewan uji tikus dan dibuat sediaan ileum tikus terisolasi dalam media larutan fisiologis tirode pada suhu 37oC.

Alat yang digunakan adalah organ bath yang dikaitkan pada tranduser daya dan dihubungkan dengan recorder untuk mengubah hasil rekaman menjadi data digital.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian asetilkolin meningkatkan kontraksi ileum tikus. Pemberian atropin sebelum pemberian asetilkolin dapat menghambat kontraksi yang ditimbulkan oleh asetilkolin, dan pemberian ekstrak rimpang temulawak sebelum asetilkolin juga menghambat kontraksi ileum yang disebabkan oleh asetilkolin. Adanya persamaan respon antara ekstrak temulawak dengan atropin menunjukkan bahwa ekstrak temulawak bekerja sebagai antagonis melalui reseptor muskarinik.

Skripsi Farmasi Pengaruh Minuman Ionik Terhadap Efek Antipiretik Parasetamol Pada Merpati Jantan (Columba Livia)

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengaruh Minuman Ionik Terhadap Efek Antipiretik Parasetamol Pada Merpati Jantan (Columba Livia). Telah dilakukan uji efek antipiretik dari minuman ionik (terutama mengandung natrium dan kalium) yang beredar di pasaran, terhadap merpati jantan (Columba livia) yang dikondisikan dalam keaadaan demam dengan pemberian secara injeksi larutan 2,4-dinitrofenol dosis 8 mg/Kg BB secara intramuskular pada daerah otot dada.

Minuman ionik yang diuji, sebelumnya ditentukan kandungan natrium dan kalium menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan lampu katoda Na dan K. Analisis kuantitatif natrium dan kalium dilakukan pada panjang gelombang berturut-turut 589,6 nm dan 769,9 nm. Hasil penetapan kadar natrium untuk minuman ionik merek dagang PW adalah 465,216 ± 2,433 mcg/ml, untuk minuman ionik merek dagang MZ adalah 325,425 ± 1,723 mcg/ml, untuk minuman ionik GR adalah 380,425 ± 5,030 mcg/ml.

Hasil penetapan kadar kalium untuk minuman ionik merek dagang PW adalah 169,936 ± 2,002 mcg/ml, untuk minuman ionik merek dagang MZ adalah 320,298 ± 3,338 mcg/ml, untuk minuman ionik GR adalah 265,616 ± 1,560 mcg/ml. Merpati jantan (Columba livia) yang dikondisikan dalam keadaan demam dengan dehidrasi diberikan secara oral suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mg/Kg BB tunggal, minuman ionik dosis 4,28 ml/Kg BB tunggal yang dilakukan secara berulang-ulang dengan selang waktu 30 menit selama 120 menit, kombinasi minuman ionik dosis 4,28 ml/Kg BB yang dilakukan secara berulang-ulang dengan selang waktu 30 menit selama 120 menit dengan suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mg/Kg BB.

Parameter efek antipiretik ditentukan dengan mengukur suhu tubuh merpati pada bagian rektal. Hasil pengujian efek antipiretik menunjukkan bahwa pemberian minuman ionik secara tunggal maupun kombinasi dengan parasetamol menunjukkan perbedaan efek antipiretik yang tidak bermakna secara statistik. Tetapi untuk pemberian suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mg/Kg BB tunggal memberikan efek antipiretik yang lebih baik.

Skripsi Farmasi Penggunaan Pharmacoat 615 sebagai Bahan Pengikat pada Pembuatan Tablet Asam Folat secara Granulasi Basah

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penggunaan Pharmacoat 615 sebagai Bahan Pengikat pada Pembuatan Tablet Asam Folat secara Granulasi Basah. Telah dilakukan penelitian pembuatan tablet Asam folat dengan bahan pengikat Pharmacoat 615 secara granulasi basah. Konsentrasi bahan pengikat yang ditambahkan adalah 1%, 3%, 5%, 7% dan 9%, dan hasilnya dibandingkan dengan bahan pengikat Amilum manihot 10%.

Tablet yang dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan parameter antara lain: kekerasan, friabilitas, waktu hancur, penetapan kadar, keseragaman sediaan dan disolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet Asam folat dengan bahan pengikat Pharmacoat 615 memiliki tampilan dan kualitas uji tablet jadi yang lebih baik dari pada tablet Asam folat dengan bahan pengikat Amilum manihot.

Semakin tinggi konsentrasi Pharmacoat 615 sebagai bahan pengikat mengakibatkan waktu hancur dan laju disolusi tablet Asam folat yang semakin lambat. Adapun konsentrasi Pharmacoat 615 yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet Asam folat secara granulasi basah adalah pada konsentrasi 5%. Pada konsentrasi tersebut tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan penetapan kadar, keragaman kandungan, kekerasan, friabilitas, waktu hancur dan laju disolusi.

Skripsi Farmasi Studi Penetapan Kadar Capozid Dalam Sediaan Tablet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Studi Penetapan Kadar Capozid Dalam Sediaan Tablet. Tablet Kombinasi Kaptopril dan Hidroklorotiazid merupakan salah satu sediaan obat yang sering digunakan dalam pengobatan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penentuan kadar dan untuk menetapkan kadar Kaptopril dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran apakah memenuhi persyaratan mutu obat. Sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki.

Penetapan kadar Kaptopril dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet dilakukan bersamaan secara analisis multikomponen (spektrofotometri ultraviolet) dengan menggunakan pelarut natrium hidroksida 0,1 N, Kaptopril diukur pada panjang gelombang 237 nm, Hidroklorotiazid diukur pada panjang gelombang 273 nm; Kaptopril secara Iodatometri dan Hdroklorotiazid secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Uji validitas dilakukan berdasarkan parameter akurasi (dengan metode penambahan baku) dan presisi (keseksamaan).

Diperoleh kadar Kaptopril dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet Capozid(Bristol Meyer Squibb) dengan metode analisis multikomponen (Spektrofotometri Ultraviolet) berturut-turut sebesar 96,51 % ± 2,1753 dan 103,21% ± 0,7150. Kaptopril secara Iodatometri sebesar 95,38% ± 0.0540 dan Hidroklorotiazid secara Spektrofotometri Sinar Tampak sebesar 98,03% ± 0,0945. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Kaptopril dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet Capozid memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia 30 yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Protein Dan Kalsium (Orthetrm sp.) Dari Cibet Yang Terdapat Dikabupaten Karo

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Protein Dan Kalsium (Orthetrm sp.) Dari Cibet Yang Terdapat Dikabupaten Karo. Cibet (Orthetrum sp) merupakan larva yang akan tumbuh menjadi capung. Cibet mengandung protein dan kalsium yang dapat ditentukan kadarnya. Sampel yang diteliti adalah cibet (Orthetrum sp) yang diambil dari Desa Batu karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.

Pemeriksaan secara kualitatif dilakukan terhadap protein dan kalsium. Pemeriksaan kualitatif protein dilakukan dengan pereaksi biuret terbentuk warna violet dan pereaksi xantoprotein terbentuk warna jingga. Pemeriksaan kualitatif kalsium dilakukan dengan uji reaksi nyala dengan kawat nichrome dihasilkan nyala merah bata pada nyala bunsen dan dengan pereaksi amonium oksalat terbentuk endapan putih berupa kristal amplop dibawah mikroskop.

Penetapan kadar protein dilakukan dengan cara Makro-Kjeldahl yang dimodifikasi dan penetapan kadar kalsium dilakukan secara Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang (λ) absorbsi maksimum 422,7 nm. Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif menunjukkan cibet (Orthetrum sp.) mengandung protein dan kalsium. Dari hasil analisis diperoleh kadar protein sebesar 18,173 % dan kalsium sebesar 48,14 ± 0,97 mg/100g.

Skripsi Farmasi Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan sifat fisika kimia yang berbeda-beda. Attarasa (Litsea cubeba Pers) dari suku Lauraceae adalah salah satu jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri dan banyak terdapat di daerah Tapanuli Utara, Jawa, dan Kalimantan.

Tumbuhan ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi uap, dan analisis komponen minyak atsiri secara GC-MS. Hasil karakterisasi simplisia diperoleh kadar abu 3,87%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,06%; kadar sari yang larut dalam air 12,25%; kadar sari yang larut dalam etanol 19,68%; dan kadar air 5,99%. Kadar minyak atsiri dari buah segar tumbuhan attarasa (Litsea cubeba Pers.) sebesar 4,73% v/b dan dari buah kering sebesar 13,33% v/b. Hasil penetapan indeks bias minyak atsiri dari buah segar sebesar 1,486 dan buah kering 1,489. Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri dari buah segar sebesar 0,8815 dan buah kering 0,8818. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri dari buah segar tumbuhan attarasa (Litsea cubeba Pers.) yaitu: citronella (76,09%), ß-citronellol (6,83%), limonene (3,97%), 3-tetradecanol (2,59%), geraniol (1,50%), linalool (1,43%), E-citral (1,41%). Sedangkan hasil analisis GC-MS minyak atsiri dari buah kering tumbuhan attarasa (Litsea cubeba Pers.) yaitu: citronella (63,24%), E-citral (10,57%), Z-citral (8,26%), ß-citronellol (5,19%), limonene (4,32%), linalool (1,57%), 3-tetradekanol (1,35%).

Skripsi Farmasi Analisis Kandungan Mineral Esensial pada Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Analisis Kandungan Mineral Esensial pada Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Daun ekor naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) merupakan salah satu tanaman yang telah dikenal masyarakat sebagai tanaman obat.

Diperoleh informasi bahwa, masyarakat yang mengkonsumsi air rebusan daun ekor naga memiliki efek polyuri (banyak buang air kecil). Kalium dan natrium berhubungan erat dengan efek ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), besi (Fe) dan magnesium (Mg) pada daun ekor naga.

Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala udara-asetilen. Analisis kuantitatif kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), besi (Fe) dan magnesium (Mg) dilakukan pada panjang gelombang berturut-turut 769,9 nm, 589,6 nm, 422,7 nm, 248,3 nm dan 202,6 nm.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun ekor naga mengandung kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), besi (Fe) dan magnesium (Mg). Hasil penetapan kadar yang diperoleh untuk K adalah 847,9111 ± 3,3573 mg/100g, Na adalah 8,2117 ± 0,1442 mg/100g , Ca adalah 474,6638 ± 4,5448 mg/100g, Fe adalah 1,7975 ± 0,0357 mg/100g dan Mg adalah 69,5370 ± 4,0158 mg/100g. Uji validasi metode memberikan hasil akurasi, batas deteksi dan batas kuantitasi yang dapat diterima dengan persen perolehan kembali untuk K adalah 103,3123% dengan nilai LOD 0,0835 mcg/ml dan LOQ 0,2783 mcg/ml , Na 82,3034% dengan LOD 0,0452 mcg/ml dan LOQ 0,1501 mcg/ml, Ca 105,5125% dengan LOD 0,0052 mcg/ml dan LOQ 0,0173 mcg/ml, Fe 97% dengan LOD 0,1145 dan LOQ 0,3815 dan Mg 102,3854% dengan LOD 0,3705 mcg/ml dan LOQ 1,2351 mcg/ml.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Campuran Isoniazid Dan Vitamin B6 Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Perhitungan Multikomponen Dan Persamaan Matriks

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Campuran Isoniazid Dan Vitamin B6 Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Perhitungan Multikomponen Dan Persamaan Matriks. Isoniazid merupakan obat yang cukup efektif dalam pengobatan tuberkulosis. Dalam perdagangan Isoniazid sering dikombinasi dengan Vitamin B6 yang bertujuan untuk mencegah efek samping dari Isoniazid berupa neuritis perifer.

Kombinasi bahan aktif tersebut dapat menimbulkan masalah dalam analisis kuantitatif untuk kontrol kualitas sediaan. Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar sediaan tablet kombinasi Isoniazid dan Vitamin B6 secara spektrofotometri Ultraviolet dengan perhitungan multikomponen dan persamaan matriks mempergunakan pelarut HCl 0,1N yang diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum masing-masing komponen yaitu INH 266 nm dan Vitamin B6 290 nm.

Diperoleh kadar INH untuk tablet Pehadoxin® (PT. Phapros) sebesar 103,11% ± 1,54, tablet Niacifort – 6® (PT. Ikapharmindo Putramas) 97,62% ± 0,95, dan tablet Beniazid® (PT. Rocella) 99,86% ± 0,26 dan kadar Vitamin B6 untuk tablet Pehadoxin® (PT. Phapros) sebesar 101,91% ± 2,78, tablet Niacifort – 6® (PT. Ikapharmindo Putramas) 103,90% ± 1,62, dan tablet Beniazid® (PT. Rocella) 97,73% ± 1,61. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan tablet bernama dagang yang dianalisis memenuhi persyaratan kadar yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket untuk Isoniazid, dan untuk Piridoksin Hidroklorida, mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Uji validasi metode dilakukan dengan membuat 3 konsentrasi analit dengan rentang spesifik 80%, 100% dan 120%, masing-masing dengan 3 replikasi.

Hasil persen recovery didapat untuk Isoniazid; Kadar rata-rata 97,43%, Standar Deviasi (SD) 2,61 dan Relatif Standar Deviasi (RSD) 2,68% dan untuk Vitamin B6; Kadar rata-rata 98,93%, Standar Deviasi (SD) 1,06 dan Relatif Standar Deviasi (RSD) 1,07%. Nilai RSD yang diperoleh telah memenuhi syarat RSD yaitu 5-15% untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit. Dari hasil penelitian disimpulkan metode Spektrofotometri Ultraviolet secara perhitungan persamaan multikomponen dan matriks memberikan ketepatan dan ketelitian yang baik.

Skripsi Farmasi Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2011

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2011. Kepuasan konsumen adalah salah satu hal yang harus diprioritaskan oleh apotek dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu sarana pelayanan kefarmasian. Konsumen akan merasa puas apabila kebutuhan dan harapannya dapat dipenuhi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek di kota Medan tahun 2011. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan model penelitian survei. Metode pengambilan sampel berdasarkan jumlah sampel minimum. Data dikumpulkan dari 100 responden melalui pengisian kuesioner pada bulan Juli 2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud.

Data yang diperoleh diolah dengan program Microsoft Excel dan dianalisis dengan membandingkan persepsi kenyataan dengan harapan yang digambarkan dalam Diagram Kartesius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek di kota Medan, dibagi dalam empat kategori yaitu kategori pertama sangat puas dengan pencapaian berturut-turut adalah pelayanan tanpa memandang status sosial 96,50%, kebersihan dan kerapian apotek 96,06%.

Kategori kedua puas terdiri dari keramahan petugas 93,45%, kesiapan membantu 91,61%, informasi obat 92,15%, pengetahuan dan keterampilan 90,18%, kualitas obat 91,05%, serta kesesuaian produk obat 91,26%. Kategori ketiga kurang puas mencakup kewajaran harga obat 90,97%, cepat tanggap 92,76%, pemberian solusi 90,80%, komunikasi efektif 94,33%, perhatian petugas 92,98%, kenyamanan menunggu 95,44%, penataan exterior dan interior ruangan 97,50%, kelengkapan, kesiapan, dan kebersihan alat 92,25% serta kebersihan dan kerapian petugas 99,25%. Dan kategori keempat tidak puas terdiri dari kecepatan pelayanan 88,37% dan kelengkapan obat 80,56%. Tingkat kepuasan rata-rata konsumen terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek di kota Medan tahun 2011 adalah 92,38% dengan kategori puas.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Residu Tetrasiklin Dalam Daging Ayam Pedaging Secara Adisi Standar Dengan Spektrofotometri Ultraviolet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Residu Tetrasiklin Dalam Daging Ayam Pedaging Secara Adisi Standar Dengan Spektrofotometri Ultraviolet. Tetrasiklin termasuk dalam antibiotik yang umum digunakan sebagai obat-obatan veteriner oleh peternak ayam untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.

Penggunaan yang berlebihan dapat meninggalkan residu dalam produk peternakan tersebut termasuk daging ayam. Implikasi klinis akibat mengonsumsi produk ternak yang mengandung residu antibiotik antara lain alergi, keracunan, dan resistensi terhadap antibiotik tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging yang beredar di pusat perbelanjaan Kota Medan.

Sampel diambil dari 2 pusat perbelanjaan yakni Hypermart (Sun Plaza) dan Carrefour (Jl. Gatot Subroto). Penetapan kadar residu tetrasiklin dalam ayam pedaging dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet dengan metode adisi standar. Sampel terlebih dahulu diekstraksi dengan larutan buffer McIlvaine-EDTA kemudian dilewatkan dalam Cartridge SPE C18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua sampel yang diperiksa ternyata mengandung residu tetrasiklin dengan kadar 4,9141 µg/g dalam sampel Hypermart dan 8,5556 µg/g dalam sampel Carefour. Validasi metode menunjukkan bahwa prosedur penelitian yang dilakukan memiliki akurasi dan presisi yang baik yakni dengan persen perolehan kembali 103,8225% (RSD = 0,6143%).

Skripsi Farmasi Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) Metoklopramida HCl Menggunakan Kombinasi Krospovidon Dan Ac-Di-Sol Dengan Metode Cetak Langsung

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) Metoklopramida HCl Menggunakan Kombinasi Krospovidon Dan Ac-Di-Sol Dengan Metode Cetak Langsung. Orally Disintegrating Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan aktif obat yang hancur atau melarut dengan cepat tanpa memerlukan air dalam waktu kurang dari 3 menit ketika diletakkan di atas lidah.

Orally Disintegrating Tablet (ODT) memberikan keuntungan untuk kelompok pediatri dan geriatri yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet konvensional. ODT menawarkan kemudahan bagi pasien yang sedang sibuk, berlibur dan menempuh perjalanan jauh yang kemungkinan besar air minum sulit diperoleh, Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat formulasi Orally Disintegrating Tablet (ODT) metoklopramida HCL yang memenuhi persyratan Farmakope.

Orally Disintegrating Tablet Metoklopramida HCl dibuat menggunakan campuran superdisintegran Krospovidon dan Ac-Di-Sol dengan perbandingan 1:1 ; 1:2 ; 2:1 ; 1:3 ; 3:1 dengan metode cetak langsung. Tablet yang dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan parameter antara lain: kekerasan, friabilitas, waktu hancur, waktu pembasahan (wetting time), rasio absorbsi air, waktu hancur di rongga mulut, penetapan kadar, keseragaman sediaan dan disolusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orally Disintegrating Tablet Metoklopramida HCl yang dibuat dengan metode cetak langsung menggunakan campuran AcDiSol dan Krospovidon sebagai superdesintegran memenuhi persyaratan penetapan kadar zat berkhasiat, keseragaman kandungan, kekerasan, friabilitas, waktu hancur, uji disolusi, waktu pembasahan ( wetting time), rasio absorbsi air, dan waktu hancur di rongga mulut. Waktu hancur dari formula tablet yang tidak menggunakan superdisintegran lebih lama (60,28 detik) dibandingkan ODT yang menggunakan superdisintegran tunggal (34,33 detik untuk krospovidon dan 27,5 detik untuk Ac-Di-Sol). Sedangkan Formula ODT yang menggunakan campuran superdisintegran memiliki waktu hancur yang sangat cepat (8 detik untuk ODT1, 13 detik untuk ODT2, 13,6 detik untuk ODT3, 13,8 detik untuk ODT4, dan 13 detik untuk ODT5) dan lebih baik dibandingkan dengan ODT yang menggunakan superdisintegran tunggal.

Uji pelepasan obat secara in vitro pada semua formula ODT pada menit ke-1 sudah memiliki % kumulatif yang tinggi dimana pada formula ODT1 60,23%; ODT2 54,35%; ODT3 69,25%; ODT4 64,63%; ODT5 72,83%, berbeda jauh dengan tablet generik dan paten yang pada menit ke-1 hanya melepaskan 18,49% untuk generik dan 14,78% pada tablet Primperan (paten). Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan bermakna / signifikan profil disolusi dari semua formula ODT dengan tablet Metoklopramida generik dan Primperan maka dilakukan uji ANOVA dengan program SPSS 18.0 (p < 0,05).

Skripsi Farmasi Penggunaan Sari Buah Anggur Hijau ( Vitis vinifera L ) Dalam Sediaan Krim Pelembab

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penggunaan Sari Buah Anggur Hijau ( Vitis vinifera L ) Dalam Sediaan Krim Pelembab. Kulit yang kering memerlukan pelembab yang biasanya berbentuk krim. Bahan pelembab yang biasanya digunakan antara lain gliserin. Buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) adalah bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan pelembab kulit karena kaya akan vitamin A, B1, B6, C dan E. Selain vitamin, buah anggur hijau juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, karbohidrat, protein dan lemak.

Berdasarkan kandungannya,maka dilakukan penelitian dengan menggunakan sari buah anggur hijau yang telah dipekatkan menjadi sediaan krim pelembab. Pada penelitian ini digunakan sari buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) sebagai pelembab dalam dasar krim m/a (minyak/air). Konsentrasi sari buah anggur hijau yang digunakan adalah 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, kemudian dibandingkan dengan sediaan yang mengandung gliserin 2% dan blanko.

Beberapa pengujian telah dilakukan terhadap sediaan antara lain: uji homogenitas, pengamatan stabilitas sediaan, penentuan pH, penentuan tipe emulsi, iritasi terhadap kulit, dan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit dengan menggunakan 6 orang sukarelawan. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan krim pelembab yang dihasilkan adalah homogen.

Hasil pengamatan stabilitas selama penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu pada temperatur kamar menunjukkan bahwa sediaan krim stabil. Sediaan krim yang dihasilkan mempunyai pH 5,96-6,36. Merupakan tipe emulsi m/a, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan kulit kasar. Hasil pengujian kemampuan pengurangan penguapan air dari kulit menunjukkan semakin tinggi konsentrasi buah anggur hijau yang ditambahkan ke dalam sediaan krim akan semakin besar kemampuan sediaan krim tersebut untuk mengurangi penguapan air dari kulit.

Skripsi Farmasi Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan Dan Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Megascolex sp.)Terhadap Bakteri Salmonella typhosa, Escherichia coli, Shigella dysenteriae

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan Dan Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Megascolex sp.)Terhadap Bakteri Salmonella typhosa, Escherichia coli, Shigella dysenteriae. Cacing tanah adalah hewan yang mempunyai banyak khasiat dan mudah untuk ditemukan. Hasil informasi dari masyarakat Gang Flamboyan daerah Tanjung Slamat, kecamatan Medan Tuntungan, bahwa masyarakat mengkonsumsi air rebusan cacing tanah 3 kali sehari selama lebih kurang 7 hari digunakan sebagai obat tifus.

Dan diperoleh juga informasi dari media elektronik yaitu internet, banyak masyarakat juga mengkonsumsi cacing tanah sebagai obat tifus dalam bentuk serbuk yang diisi ke dalam kapsul yang dapat dijumpai di toko obat cina.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri air rebusan dan ekstrak etanol cacing tanah terhadap bakteri Salmonella typhosa, Escherichia coli dan Shigella dysenteriae dengan metode difusi agar menggunakan pencetak lubang (punch hole). Hasil skrining senyawa kimia dari serbuk simplisia dan ekstrak etanol cacing tanah menunjukkan adanya senyawa golongan glikosida, alkaloida, dan saponin.

Ekstrak etanol cacing tanah diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Batas daerah hambat yang efektif pada bakteri Salmonella typhosa pada konsentrasi 100 mg/ml dengan diameter hambat 14,35 mm, bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 mg/ml dengan diameter hambat 14,10 mm.

Skripsi Farmasi Penggunaan Serbuk Zat Warna Biji Kesumba Keling (Bixa orellana L.) Dalam Formula Sediaan Pewarna Rambut Bentuk Larutan

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penggunaan Serbuk Zat Warna Biji Kesumba Keling (Bixa orellana L.) Dalam Formula Sediaan Pewarna Rambut Bentuk Larutan. Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru. Salah satu bahan alam yang dicoba sebagai pewarna rambut adalah serbuk zat warna biji kesumba keling (Bixa orellana L.).

Biji kesumba keling mengandung tanin, steroid/terpenoid, flavonoid dan zat warna bixin/norbixin. Kulit biji juga mengandung karotenoid yang memberi warna merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan warna rambut uban yang dihasilkan dari serbuk zat warna biji kesumba keling, untuk mengetahui bahwa serbuk zat warna biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dapat dibuat sebagai sediaan pewarna rambut bentuk larutan dengan penambahan tembaga (II) sulfat, dan zat pembangkit warna pirogalol, serta mengetahui kestabilan serbuk zat warna biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dalam formula pewarna rambut bentuk larutan dalam waktu 1 bulan. Sampel diambil secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan serupa dari daerah lain.

Sampel yang digunakan adalah biji kesumba keling yang diambil dari Desa Tanjong Usi, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). Sediaan pewarna rambut dibuat dengan formula A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan formula C3, dimana konsentrasi masing-masing formula A, B, dan C terdiri dari pirogalol 1%, 2%, 3%, tembaga (II) sulfat 1,6%, 2,4%, 3,2%, dan serbuk zat warna biji kesumba keling formula A1; A2; A3; B1; B2; B3; C1; C2; dan C3 dengan konsentrasi masing-masing 1%; 3%; 5% serta aquadest digunakan sebagai pelarut. Pewarnaan dilakukan dengan cara perendaman rambut uban selama 1-4 jam dan dicatat perubahan warna yang terjadi setiap 1 jam.

Pewarnaan terbaik ditunjukkan dengan perubahan warna yang lebih jelas dari tiap jam perendaman. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengamatan secara visual yaitu stabilitas warna terhadap pencucian dan stabilitas warna terhadap sinar matahari, selanjutnya dilakukan uji biologis (uji iritasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna sudah terlihat jelas pada formula A1 yang terdiri dari zat warna biji kesumba keling 1%, pirogalol 1%, dan tembaga (II) sulfat 1,6%. Sediaan ini menghasilkan warna rambut dari cokelat terang sampai hitam terang. Pada uji stabilitas terhadap sinar matahari, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap, sedangkan uji stabilitas terhadap pencucian, tidak terjadi perubahan warna setelah 15 kali pencucian dan formula tersebut tidak mengakibatkan iritasi pada kulit.

Skripsi Farmasi Penggunaan Asam Laktat Sebagai Humektan Dalam Sediaan Hand Cream Tipe MA

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penggunaan Asam Laktat Sebagai Humektan Dalam Sediaan Hand Cream Tipe M/A. Asam laktat adalah asam buah yang merupakan salah satu dari Alpha-Hidroxy Acid (AHA). Asam laktat sangat direkomendasikan untuk kulit kering dengan tanda-tanda penuaan (salah satunya penurunan produksi kolagen). Asam laktat akan meregenerasi dan melembabkan kulit.

Asam ini sangat mudah diserap dan tidak berbahaya bagi kulit. Berdasarkan fungsi dari asam laktat yang dapat melembabkan, dicoba untuk melakukan penelitian membuat sediaan hand cream tipe m/a. Dilakukan penelitian terhadap asam laktat dalam dasar krim m/a sebagai pelembab dengan konsentrasi asam laktat yang digunakan adalah 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dan 3% kemudian sediaan yang mengandung gliserin 20% dan blanko.

Beberapa pengujian telah dilakukan terhadap sediaan antara lain: uji homogenitas, pengamatan stabilitas sediaan, penentuan pH, penentuan tipe emulsi, iritasi terhadap kulit, dan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit dengan menggunakan 12 orang sukarelawan. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan krim pelembab yang dihasilkan adalah homogen dan stabil pada penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu pada temperatur kamar. Sediaan krim merupakan tipe m/a mempunyai pH 3,8-5,7, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan kulit gatal serta tidak menyebabkan kulit kasar. Hasil pengujian kemampuan pengurangan penguapan air dari kulit menunjukkan semakin tinggi konsentrasi asam laktat yang ditambahkan ke dalam sediaan krim maka semakin besar kemampuan sediaan krim tersebut untuk mengurangi penguapan air dari kulit.

Skripsi Farmasi Uji Karakteristik Granul yang Dibuat Dari Campuran Pati Kentang Dengan Pati Sari Tape Sebagai Disintegran Dalam Bentuk Sediaan Tablet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Karakteristik Granul yang Dibuat Dari Campuran Pati Kentang Dengan Pati Sari Tape Sebagai Disintegran Dalam Bentuk Sediaan Tablet. Tablet merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau silinder kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan tanpa zat tambahan. dalam penelitian ini zat tambahan yang ditambahkan adalah bahan penghancur atau bahan pendisintegran yaitu campuran pati kentang dengan pati sari tape (brem padat).

Disintegran merupakan bahan tambahan (eksipien) yang telah ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk mendorong pecahnya tablet ketika terjadi kontak dengan cairan Telah diteliti disintegran granul campuran dari pati kentang dengan pati sari tape ( brem padat) dengan perbandingan 100 g : 25 g, 100 g: 50g, 100 g : 100 g, 100 g : 150 g, 100 g : 200 g, 100 g : 250 g. dibuat dalam bentuk granul tablet dan dibuat dengan cara cetak langsung. Tablet yang dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan parameter kekerasan, friabilitas, waktu hancur, penetapan kadar piroksikam, keseragaman sediaan dan disolusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet dengan bahan disintegran dari campuran granul pati kentang dengan pati sari tape (brem padat) yang dibuat dengan metode cetak langsung memenuhi persyaratan penetapan kadar, keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas, waktu hancur dan uji disolusi. Dengan kata lain granul dari campuran pati kentang dan pati sari tape (brem padat) dapat digunakan sebagai bahan disintegran.

Skripsi Farmasi Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong. Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati masyarakat karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan pemanfaatannya cukup luas, dapat digunakan oleh berbagai kelompok usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan.

Jamu gendong adalah obat tradisional dalam bentuk cair yang tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Jamu gendong dibuat dalam skala industri rumah tangga yang menggunakan peralatan sederhana dan memanfaatkan tenaga manusia pada pegolahannya. Hal ini memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses pembuatan sehingga diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong yang diproduksi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang terdapat pada jamu gendong yang dijual oleh beberapa orang penjual jamu gendong di Kota Medan. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan cara melakukan pengambilan sampel jamu gendong, pengamatan organoleptis, homogenisasi sampel dan memeriksa cemaran bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada jamu gendong. Pemeriksaan bakteriologis meliputi uji dugaan keberadaan bakteri, uji penegasan, isolasi, uji mikroskopik, identifikasi dan konfirmasi bakteri.

Identifikasi dan konfirmasi meliputi uji indol, uji reaksi biokimia dan uji sitrat. Hasil pemeriksaan terhadap cemaran bakteri Escherichia coli pada uji dugaan menunjukkan bahwa pada kelima sampel semuanya mengandung gas. Hasil uji penegasan menunjukkan bahwa dari lima sampel, hanya tiga sampel yang mengandung gas.

Hasil isolasi menunjukkan bahwa pada ketiga sampel terlihat koloni berbentuk bulat tetapi hanya satu sampel yang koloninya berwarna merah bata. Hasil uji mikroskopik menunjukkan bahwa pada ketiga sampel terlihat bakteri berbentuk batang. Hasil identifikasi dan konfirmasi, pada uji indol menunjukkan bahwa pada ketiga sampel terbentuk cincin berwarna merah cherry pada permukaan media.

Hasil uji reaksi biokimia menunjukkan bahwa pada ketiga sampel warna media berubah menjadi kuning dan tidak terbentuk endapan tetapi hanya satu sampel yang membentuk gas. Hasil uji sitrat menunjukkan bahwa dari ketiga sampel hanya satu sampel yang tidak menunjukkan terjadinya perubahan warna media. Hasil pemeriksaan terhadap cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada pengkayaan dan uji konfirmasi menunjukkan bahwa dari lima sampel, hanya satu sampel yang mengalami kekeruhan. Hasil uji mikroskopik menunjukkan bahwa tidak terlihat bakteri berbentuk buah anggur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu dari lima sampel yang diperiksa, tercemar oleh bakteri Escherichia coli tetapi tidak ada sampel yang tercemar oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Skripsi Farmasi Analisa Kandungan Kalsium Dan Magnesium Dalam Cacing Tanah Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Analisa Kandungan Kalsium Dan Magnesium Dalam Cacing Tanah Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak.Cacing tanah adalah hewan yang paling sering dijumpai di tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan makhluk hidup sebagaimana habitat alaminya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalsium dan magnesium di dalam tubuh cacing tanah Sampel cacing tanah yang diteliti adalah drawida sp, megascolex spdanpontoscolex corethrurus. Penetapan kadar dalam cacing tanah ini dilakukan menurut metode spektrofotometri serapan atom dengan nyala udara asetilen. Analisis kuantitatif kalsium dan magnesium dilakukan pada panjang gelombang 422,7 nm untuk kalsium dan panjang gelombang 202,6 nm untuk magnesium. Hasil analisis menunjukkan kadar kalsium sebesar 298,82665±1,4012 μg/g, (drawida sp); 1262,9±17,2037 μg/g (megascolex sp); 1598,8553±13,2265 μg/g(pontoscolex corethaurus) dan kandungan magnesium sebesar 1731,7677±20,2962 μg/g(drawida sp); 1469,46865±20,8868μg/g (megascolex sp); 1524,2390±42,9102μg/g(pontoscolex corethaurus).

Hasil uji validasi dari metode spektrofotometri serapan atom yang digunakan untuk analisis kuantitatif diperoleh % perolehan kembali kalsium pada drawida sp sebesar 94,93%, megascolex sp 99,27% dan pontoscolexcorethrurus 108,50%. Untuk magnesium % perolehan kembali pada drawida sp sebesar 96,46%, megascolex sp sebesar 95,63% dan pontoscolex corethrurussebesar 106,10, dengan relatif standar deviasi (RSD) untuk kalsium pada drawida sp 0,33%, megascolex sp 1,24%dan pontoscoelx corethrurus 0,83 %. relatifstandardeviasi (RSD) magnesium pada drawida sp yaitu 0,90 %, megascolex sp 1,05 dan pontoscolex corethrurus 0,90 %.

Limit deteksi untuk kalsium yaitu 0,2323 μg/ml dan magnsium 0,2420 μg/ml. Limit kuantitasi untuk kalsium 0,7746 dan magnesium 0,8065 μg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus mengandung mineral kalsium dan magnesium.

Skripsi Farmasi Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa. Bunga kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) adalah sejenis tumbuhan rempah dan termasuk familia Zingiberaceae.

Bunga kecombrang perlu dikembangkan manfaatnya, misalnya obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit termasuk campak, batang semu dan pelepah daun dapat dimanfaatkan sebagai sabun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia dan mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri serta ekstrak etanol bunga kecombrang. Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan cara destilasi air.

Skrining fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia dan ekstrak etanol bunga kecombrang, karakterisasi serbuk simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air dan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri dan ekstrak etanol bunga kecombrang terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa secara in vitro dengan metode difusi agar menggunakan pencadang logam.

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Hasil skrining fitokimia bunga kecombrang menunjukkan adanya senyawa flavanoida, tannin, triterpenoid/steroid dan minyak atsiri. Hasil makroskopik yaitu bunga majemuk, bentuk bongkol, diselubungi daun brakteola berupa selaput tipis warna coklat keunguan, panjang 0,5 cm sampai 2,5 cm, daun mahkota bunga berlekatan di bagian pangkal, benang sari agak melengkung dengan kepala sari bentuk lonjong dan kepala putik bentuk segitiga, tebal.

Pemeriksaan mikroskopik penampang melintang bunga tampak epidermis daun mahkota bentuk bundar, parenkim bentuk bundar beberapa mengandung kristal kalsium oksalat, serbuk simplisia bunga kecombrang diperoleh adanya mahkota bunga dengan parenkim dan trakea bentuk spiral, fragmen trakea, kristal oksalat dan serabut skelrenkim. Penetapan kadar air 3,331%. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa minyak atsiri pada konsentrasi 12,5% memberikan daerah hambat yang efektif terhadap bakteri Staphyococcus epidermidis sebesar 17,2 mm, sementara terhadap Staphyococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa memberikan daerah hambat yang efektif pada konsentrasi 25% berturut-turut sebesar 15,5 mm dan 21,2 mm, untuk ekstrak etanol, memberikan daerah hambat yang efektif terhadap bakteri Staphyococcus aureus pada konsentrasi sebesar 70 mg/ml sebesar 14,0 mm, sementara terhadap Staphyococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa memberikan daerah hambat yang efektif pada konsentrasi 90 mg/ml berturut-turut sebesar 14,3 mm dan 14 mm.

Skripsi Farmasi Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengaruh Kecepatan dan Lama Sentrifugasi Terhadap Rendemen dan Beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni. Pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemanasan suhu rendah, cara pemancingan dan cara sentrifugasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kecepatan pengadukan dan lama pengadukan terhadap kualitas minyak kelapa murni. Buah kelapa tua berwarna coklat diperoleh langsung dari pohonnya dari Desa Wonosari Pasar I Dusun XVI Tanjung Morawa. Daging buah kelapa diparut, dipres, diambil santannya, lalu disentrifugasi dengan alat sentrifugasi dengan variasi kecepatan sentrifugasi (7000, 8500 dan 10000 rpm) dan lama sentrifugasi (5, 10 dan 15 menit).

Selanjutnya, minyak kelapa murni yang diperoleh diperiksa kualitasnya, yang meliputi kadar air, berat jenis, angka asam, dan angka peroksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan sentrifugasi berpengaruh nyata terhadap kadar air dan angka peroksida minyak kelapa murni. Kecepatan dan lama sentrifugasi juga berpengaruh nyata terhadap berat jenis dan angka asam minyak kelapa murni. Lama sentrifugasi memiliki pengaruh nyata terhadap angka asam.

Skripsi Farmasi Karakterisasi Simplisia, Isolasi Minyak Atsiri Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms Dari Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet SM.)

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Karakterisasi Simplisia, Isolasi Minyak Atsiri Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara Gc-Ms Dari Rimpang Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet SM.). Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan sifat fisika kimia yang berbeda-beda. Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet SM.) famili Zingiberaceae adalah salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri.

Penelitian yang dilakukan meliputi karakterisasi simplisia, isolasi minyak atsiri dengan cara destilasi air serta analisis komponen minyak atsiri dan fraksi kristalnya secara Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dari simplisia rimpang lempuyang gajah. Hasil karakterisasi simplisia rimpang lempuyang gajah diperoleh kadar air 7,98%; kadar sari yang larut dalam air 13,42%; kadar sari yang larut dalam etanol 9,19%; kadar abu total 3,92%; kadar abu yang tidak larut dalam asam 1,84%; hasil penetapan kadar minyak atsiri sebesar 6,43% v/b.

Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri sebesar 0,9241 dan indeks bias sebesar 1,4915. Hasil analisis GC-MS minyak atsiri yang diperoleh dari rimpang lempuyang gajah menunjukkan 26 komponen dan terdapat 5 senyawa sebagai komponen utama yaitu: zerumbone (38,10%), α-humulene (22,47%), humulene epoxide II (7,47%), ß-selinene (7,46%) dan (-) caryophyllene oxide (3,17%). Sedangkan hasil analisis GC-MS fraksi kristal minyak atsiri yang diperoleh dari rimpang lempuyang gajah menunjukkan 11 komponen dan terdapat 5 senyawa sebagai komponen utama yaitu: zerumbone (79,04%), α-humulene (13,59%), ßselinene (2,56%), humulene epoxide II (2,18%) dan caryophyllene (0,83%).

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Kalium, Natrium dan Magnsium pada Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) secara Spektrofotometri Serapan Atom

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Kalium, Natrium dan Magnsium pada Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) secara Spektrofotometri Serapan Atom. Semangka adalah buah tropis yang disukai oleh masyarakat karena rasanya yang renyah dan manis. Menurut informasi buah ini dapat menurunkan tekanan darah karena banyak mengandung kalium.

Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kadar kalium, natrium dan magnesium pada daging buah yang berwarna kuning dan merah baik yang berbiji dan tanpa biji. Penetapan kadar dilakukan menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala udara-asetilen. Analisis kuantitatif kalium, natrium dan magnesium dilakukan pada panjang gelombang berturut-turut 766,49 nm, 589,00 nm dan 285,20 nm.

Hasil penelitian disimpulkan kadar kalium tertinggi terdapat pada semangka kuning berbiji yaitu 114,9583 ± 2,7425 mg/100g, kadar natrium tertinggi terdapat pada semangka kuning berbiji yaitu 1,5836 ± 0,0303 mg/100g dan kadar magnesium tertinggi terdapat pada semangka merah tanpa biji yaitu 9,8734 ± 0,0780 mg/100g.

Skripsi Farmasi Analisis Efektivitas Biaya Pada Kasus Bedah Sesar Yang Menggunakan Antibiotika Profilaksis Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2010

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Analisis Efektivitas Biaya Pada Kasus Bedah Sesar Yang Menggunakan Antibiotika Profilaksis Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2010. Bedah sesar merupakan pilihan yang sering dilakukan apabila proses melahirkan secara normal menimbulkan komplikasi pada ibu maupun bayi.

Bedah sesar rentan terhadap kontaminasi bakteri selama operasi, sehingga pemberian antibiotik profilaksis sangat dianjurkan. Pilihan antibiotik profilaksis bedah sesar bervariasi, oleh karena itu diperlukan pertimbangan dari segi efektivitas biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar total biaya perawatan bedah sesar dan efektivitas biaya antibiotik profilaksis pada kasus bedah sesar di RSUP H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan mengambil data melalui rekam medik pasien secara retrospektif. Sebanyak 9 pasien menjalani bedah sesar elektif dengan 6 jenis alternatif penggunaan antibiotik dan 18 pasien menjalani bedah sesar non-elektif dengan 12 jenis alternatif penggunaan antibiotik. Berdasarkan perhitungan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) diperoleh bahwa efektivitas biaya penggunaan antibiotik pada bedah sesar elektif yang lebih baik adalah antibiotik multidosis antara Ampicilin dan Gentamisin injeksi dengan Cefadroksil oral. Ratio efektivitas antibiotik ini adalah Rp 4.328.240,00.

Sedangkan efektivitas biaya pada bedah sesar non-elektif yang lebih baik adalah Cefotaxim injeksi dengan Cefadroksil oral. Ratio efektivitas antibiotik ini adalah Rp 4.789.010,00. Efektivitas pengobatan pada kasus bedah sesar elektif yang lebih baik adalah antibiotik multidosis Cefotaxim dan Gentamisin injeksi dengan Cefadroksil dan Metronidazol dengan rata-rata waktu kering luka operasi hari ke-3 dan rata-rata hari rawat inap 4,33 hari. Sedangkan pada bedah sesar non-elektif adalah Cefotaxim injeksi dengan cefadroksil oral dengan rata-rata waktu kering luka operasi hari ke-3 dan rata-rata hari rawat inap 3 hari.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Omeprazol Dalam Sediaan Kapsul Secara Spektrofotometri Ultraviolet

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Omeprazol Dalam Sediaan Kapsul Secara Spektrofotometri Ultraviolet. Omeprazol adalah penghambat pompa proton digunakan dalam pengobatan dyspepsia, ulkus peptic, refluks laryopharyngeal dan Zollinger-Ellison sindrom.

Omeprazol adalah obat yang paling banyak diresepkan secara internasional dan tersedia di beberapa negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar omeprazol dalam sediaan kapsul dengan spektrofotometri ultraviolet dalam larutan asam H2SO4 0,2 M pada panjang gelombang 276 nm.

Dari hasil penelitian kadar omeprazol dalam sediaan kapsul masing-masing adalah sebagai berikut sampel kode A 116,77% ± 3,63%, sampel kode B 103,11% ± 3,84%, sampel kode C 107,97% ± 2,97%, sampel kode D 95,06% ± 2,35%, sampel kode E 98,47% ± 4,43%, sampel kode F 85,35% ± 3,59%, sampel kode G 109,52% ± 2,53%. Uji validitas menunjukkan bahwa metode yang digunakan memberikan hasil akurasi dan presisi yang dapat diterima dengan persen perolehan kembali adalah 103,07%.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua sampel yang tidak memenuhi persyaratan Unites States Pharmacopeia 30 tahun 2007 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Skripsi Farmasi Pembuatan Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah Dengan Pati Kentang Merah (Solanum tuberosum L.) Sebagai Pelicin

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pembuatan Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah Dengan Pati Kentang Merah (Solanum tuberosum L.) Sebagai Pelicin. Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen.

Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek samping terjadi reaksi hipersensitivitas dan pada penggunaan kronis dapat terjadi kerusakan hati. Telah dilakukan pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan amilum solani sebagai pelicin dengan konsentrasi 1%, 3%, 6%, 8%, 10%, lalu dibandingkan dengan talkum dan magnesium stearat dengan konsentrasi masing-masing 1% dan amilum manihot dengan konsentrasi 1%, dibuat dengan metode granulasi basah.

Tablet yang dihasilkan dievaluasi dengan menggunakan parameter antara lain: keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas dan waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan amilum solani sebagai pelicin memenuhi persyaratan keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas dan waktu hancur. Dengan kata lain amilum solani dapat digunakan sebagai pelicin pada pembuatan tablet parasetamol.

Skripsi Farmasi Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tumbuhan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Bunga jantan tumbuhan pepaya sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayur.

Masyarakat sudah memanfaatkan daun dan getah tumbuhan pepaya untuk mengobati malaria dan menghilangkan kutil. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi, skrining fitokimia, dan uji antimutagenik ekstrak etanol bunga pepaya jantan (Caricae flos) pada mencit jantan yang diinduksi dengan siklofosfamid. Terhadap serbuk simplisia bunga pepaya jantan dilakukan karakterisasi meliputi penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar sari tidak larut asam.

Skrining fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia untuk memeriksa golongan senyawa alkaloida, flavonoida, steroida-triterpenoida, glikosida, antraqinon dan tanin. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 80%, maserat yang diperoleh diuapkan dengan bantuan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental, selanjutnya ekstrak di freeze dryer pada suhu -40 oC. Ekstrak yang diperoleh diuji efek antimutagenik terhadap mencit jantan yang diinduksi menggunakan siklofosfamida (50 mg/kg BB) secara intraperitonial. Ekstrak etanol bunga pepaya jantan diberikan secara oral pada dosis 250 mg/kg BB, 500 mg/kg BB, dan 750 mg/kg BB. Aktifitas antimutagenik ditunjukkan oleh adanya penurunan jumlah mikronukleus dalam setiap 400 sel eritrosit polikromatik pada preparat apusan sumsum tulang femur mencit.

Hasil karakterisasi simplisia diperoleh kadar air 7,32%, kadar sari larut dalam air 19,25%, kadar sari larut dalam etanol 10,61%, kadar abu total 2,52% dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,22%. Hasil skrining fitokimia simplisia bunga pepaya jantan terdapat senyawa-senyawa golongan flavonoida, steroida-terpenoida, dan tanin.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol bunga pepaya jantan mampu menurunkan jumlah mikronukleus pada 400 sel eritrosit polikromatik yang terdapat pada apusan sumsum tulang femur mencit. Pemberian ekstrak etanol bunga pepaya jantan dosis 750 mg/kg BB memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol normal (p < 0,05). Pemberian ekstrak etanol bunga pepaya jantan dosis 750 mg/kg BB memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pada pemberian dosis 250 dan 500 mg/kg.

Skripsi Farmasi Persepsi Apoteker Penanggungjawab Apotek Di Kota Medan Terhadap Penerapan Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaankefarmasian

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Persepsi Apoteker Penanggungjawab Apotek Di Kota Medan Terhadap Penerapan Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaankefarmasian. Terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian membawa beberapa ketentuan baru. Implementasi ketentuan baru ini membawa 3 konsekuensi bagi apotek, meliputi pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan, peningkatan peran apoteker, dan penambahan beban kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi apoteker penanggung jawab apotek di kota Medan terhadap penerapan Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian ditinjau dari 3 konsekuensi tersebut di atas. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan model penelitian survei dan bersifat cross-sectional di beberapa apotek di kota Medan.

Data berupa persepsi 52 Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) sebagai responden terhadap 11 kuesioner yang masing-masing terdiri atas 5 pilihan tanggapan, meliputi sangat setuju, setuju, tidak berpendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan mayoritas Apoteker Penanggung jawab Apotek di kota Medan terhadap penerapan PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian adalah 3,01% menyatakan sangat tidak setuju, 6,07% menyatakan tidak setuju, 6,25% tidak berpendapat, 56,25% menyatakan setuju dan 28,39% menyatakan sangat setuju. Ditinjau dari persentase kesetujuan terhadap masing-masing konsekuensi adalah 50,95% terhadap pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan, 53,08% terhadap peningkatan peran apoteker dan 64,73% terhadap penambahan beban kerja di apotek.

Skripsi Farmasi Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. H. Adam Malik Medan

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di RSUP. H. Adam Malik Medan. Praktik Kerja Profesi (PKP) farmasi rumah sakit di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik bertujuan untuk memberikan bekal, keterampilan dan keahlian kepada calon apoteker dalam mengelola manajemen farmasi produk dan farmasi klinis serta melihat secara langsung peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

Kegiatan PKP di rumah sakit ini meliputi :

  1. (1) melihat fungsi rumah sakit (farmasi klinis) dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara umum dan melihat peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit;

  2. (2) melihat peran apoteker dalam melakukan: manajemen farmasi produk yang meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan evaluasi perbekalan farmasi, dan farmasi klinis yang meliputi Pelayanan Informasi Obat (PIO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), penyuluhan, konseling, evaluasi penggunaan obat, Pemantauan Terapi Obat (PTO), dan pencampuran obat kemoterapi (handling cytotoxic);

  3. (3) melakukan kunjungan ke gudang, depo-depo farmasi, apotek, instalasi CSSD (Central Sterile Supply Department) dan instalasi gas medis;

  4. (4) melakukan konseling dan pemantauan terapi obat melalui visite, dan

  5. (5) melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap.

Skripsi Farmasi Pengaruh Vitamin C Pada Profil Farmakokinetika Natrium Diklofenak Terhadap Hewan Uji Kelinci

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengaruh Vitamin C Pada Profil Farmakokinetika Natrium Diklofenak Terhadap Hewan Uji Kelinci. Fase Farmakokinetika berkaitan dengan masuknya zat aktif ke dalam tubuh. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui apakah vitamin C berpengaruh terhadap profil farmakokinetika dari natrium diklofenak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 12 kelinci jantan yang beratnya 1,5-2 kg dengan pemberiannya dilakukan secara oral.

Untuk 6 kelinci pertama dilakukan dengan memberikan larutan Natrium diklofenak baku dan 6 kelinci lainnya dilakukan pemberian vitamin C 50 mg/kg BB selama 7 hari berturut-turut yang selanjutnya diberikan natrium diklofenak baku kepada kelinci tersebut. Kadar obat dalam darah pada masing-masing kelinci diambil dengan selang waktu 0,25 jam; 0,5 jam; 0,75 jam; 1,25 jam; 1,75 jam; 2,25 jam; 3,25 jam; 4,25 jam; 5,25 jam lalu di vortex dan disentrifug. Pengukuran kadar obat Natrium diklofenak dalam plasma kelinci dilakukan dengan menggunakan alat KCKT. Fase gerak yang digunakan untuk mengukur kadar Natrium diklofenak dalam plasma kelinci adalah MeOH : Buffer Asetat (85:15) dan laju alir 1 ml/menit.

Hasil penelitian diperoleh ka 2,5207 ± 0,738 jam-1 dan menurun setelah pemberian vitamin C yaitu 0,6788 ± 0,064 jam-. Nilai T ½ absorbsi meningkat setelah pemberian vitamin C yakni 0,3007 ± 0,108 jam menjadi 1,0302 ± 0,111 jam. Nilai T maksimum juga meningkat setelah pemberian vitamin C dengan nilai 1,7827 ± 0,531 jam menjadi 3,945 ± 0,9597 jam.

Dalam penentuan nilai C maksimum didapatkan penurunan kadar Natrium diklofenak dari 72,92 ± 5,892 mcg/ml pada perlakuan tanpa vitamin C menjadi 68,3983 ± 3,7575 mcg/ml, pada perlakuan setelah pemberian vitamin C. Nilai Vd pada perlakuan vitamin C menunjukkan penurunannya dari 27,5867 ± 4,442 liter menjadi 26,32 ± 3,3630 liter, Nilai AUC 0-∞ menunjukkan penurunan yaitu 2078,3622 ± 203,131 mcg/ml.jam menjadi 1589,215 ± 712,9246 mcg/ml.), nilai AUMC0-∞ juga menunjukkan penurunan setelah pemberian vitamin C yaitu 53752,0242 ± 11101,247 mcg/ml.jam2 menjadi 42393,9867± 7849,735 mcg/ml.jam2. Nilai MRT juga menunjukkan penurunan dari 25,6542 ±2,5624 jam pada perlakuan tanpa pemberian vitamin C menjadi 23,5458 ± 2,162 jam setelah pemberian vitamin C.

Nilai laju eliminasi (Kel) meningkat setelah pemberian vitamin C yaitu 0,0395±0,0036 jam-1 setelah pemberian vitamin C yaitu 0,0444 ± 0,0043 jam-1, nilai waktu paruh eliminasi (T½ eliminasi) menurun dengan nilai 17,687 ± 1,811 jam pada perlakuan tanpa vitamin C menjadi 15,72 ± 1,471 jam setelah pemberian vitamin C. Nilai Cl meningkat setelah perlakuan vitamin C yaitu 1,0753 ± 0,104 ml/jam tanpa vitamin C menjadi 1,1672 ± 0,053 ml/jam.

Skripsi Farmasi Penggunaan Sari Lobak (Raphanus sativus L.) sebagai Pelembab dalam Sediaan Hand cream

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penggunaan Sari Lobak (Raphanus sativus L.) sebagai Pelembab dalam Sediaan Hand cream. Lobak (Raphanus sativus L.) adalah salah satu contoh bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan pelembab kulit. Lobak mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan mineral.

Lobak kaya akan vitamin A, B1 dan C yang sangat penting untuk menangkal radikal bebas. Selain vitamin, lobak juga mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, karbohidrat, protein dan lemak. Berdasarkan kandungannya, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan sari lobak sebagai pelembab dalam sediaan hand cream.

Sari Lobak diformulasikan dalam sediaan krim tipe m/a (minyak/air) sebagai pelembab. Konsentrasi sari lobak yang digunakan adalah 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, kemudian dibandingkan dengan sediaan yang mengandung gliserin 2% dan blanko. Beberapa pengujian dilakukan terhadap sediaan krim pelembab antara lain: uji homogenitas, pengamatan stabilitas sediaan, penentuan pH, penentuan tipe emulsi, iritasi terhadap kulit, dan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit dengan menggunakan 12 orang sukarelawan.

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan krim pelembab yang dihasilkan adalah homogen. Hasil pengamatan stabilitas selama penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu pada temperatur kamar menunjukkan bahwa sediaan krim stabil tidak mengalami perubahan pada penyimpanan. Sediaan krim setelah penyimpanan 12 minggu pH 5,63-6,03. Merupakan tipe emulsi m/a, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan kulit kemerahan, gatal serta tidak menyebabkan kulit kasar. Hasil pengujian kemampuan pengurangan penguapan air dari kulit menunjukkan semakin tinggi konsentrasi sari lobak yang ditambahkan ke dalam sediaan krim akan semakin besar kemampuan sediaan krim tersebut untuk mengurangi penguapan air dari kulit, dibandingkan dengan sediaan gliserin 2% kemampuan sari lobak dengan konsentrasi 10% untuk mengurangi penguapan air dari kulit adalah hampir sama. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sari lobak dapat diformulasikan dalam sediaan hand cream dan mampu mengurangi penguapan air dari kulit.

Skripsi Farmasi Penetapan Kadar Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Ikan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Ikan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Ikan olahan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat digemari oleh masyarakat karena mudah diperoleh dan praktis dalam penggunaannya. Ikan olahan yang beredar di pasaran dikemas dalam kaleng dan diproduksi dengan berbagai merk dagang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar logam timbal dan kadmium dalam ikan kaleng. Analisis kuantitatif timbal dan kadmium dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom yaitu logam Pb pada panjang gelombang 283,3 nm dan logam Cd pada panjang gelombang 228 nm. Keuntungan dari metode ini adalah dapat menentukan kadar logam tanpa dipengaruhi oleh keberadaan logam yang lain.

Selain itu pelaksanaannya sederhana, interferensinya sedikit, dan cocok untuk analisis sekelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm). Hasil penetapan kadar menunjukkan kadar timbal rata-rata dalam sampel kode SB, SF, dan SV berturut-turut adalah 0,1042 ± 0,0104 μg/g; 0,1783 ± 0,0122 μg/g dan 0,2605 ± 0,0304 μg/g. Batas deteksi adalah 0,0182 μg/ml dan batas kuantitasi adalah 0,0606 μg/ml. Uji validasi metode memberikan hasil akurasi dengan persen perolehan kembali adalah 95,27% dengan RSD 6,45%.

Sedangkan hasil penetapan kadar menunjukkan kadar kadmium rata-rata dalam sampel kode SB, SF, dan SV berturut-turut adalah 0,0506 ± 0,0004 μg/g; 0,1437 ± 0,0031 μg/g dan 0,1004 ± 0,0014 μg/g. Batas deteksi adalah 0,0139 μg/ml dan batas kuantitasi adalah 0,0464 μg/ml. Uji validasi metode memberikan hasil akurasi dengan persen perolehan kembali adalah 91,90% dengan RSD 3,69%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kaleng yang beredar di pasaran telah tercemar logam timbal dan kadmium, dimana batas kadar maksimum yang diizinkan Badan Standarisasi Nasional (2009) dalam SNI 01-7387-2009, yaitu 0,3 mg/kg untuk logam timbal dan 0,1 mg/kg untuk logam kadmium.

Skripsi Farmasi Pengaruh Penambahan Beberapa Polimer dalam Cangkang Kapsul Alginat terhadap pelepasan Amoksisilin

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengaruh Penambahan Beberapa Polimer dalam Cangkang Kapsul Alginat terhadap pelepasan Amoksisilin. Cangkang kapsul alginat merupakan cangkang kapsul yang tahan terhadap asam lambung, oleh karena itu pelepasan obat dalam lambung lebih lambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempercepat pelepasan obat menggunakan beberapa polimer dan amoxicillin sebagai model obat.

Pembuatan cangkang kapsul alginat dibuat dengan natrium alginate 80-120 cp dengan konsentrasi 4,5 % dan polimer yang ditambahkan PEG (polietilen glikol), gelatin dan Avicel. Pengujian yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah laju disolusi obat, kerapuhan dan ketebalan cangkang kapsul alginat.

Laju disolusi dilakukan menggunakan cairan lambung buatan pH 1,2, kerapuhan kapsul diuji dengan capsule shell impact tester dan ketebalan cangkang kapsul diukur dengan micrometer delta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan polimer berpengaruh terhadap pelepasan amoxicillin, polimer yang lebih cepat pelepasan amoxicillin dari kapsul alginat adalah PEG. Ketebalan dan kerapuhan berparuh juga terhadap pelepasan amoxicillin, penambahn polimer PEG menghasilkan cangkang kapsul alginat lebih tipis, gelatin tidak menambah ketebalan dan Avicel menambah ketebalan cangkang kapsul alginat. Kerapuhan terjadi pada kapsul alginat dengan penambahan Avicel. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa amoxicillin dari kapsul alginat dengan penambahan polimer tidak dapat digunakan untuk pelepasan segera, tetapi dapat digunakan polimer untuk memperbaiki sifat- sifat fisik alginat

Skripsi Farmasi Formulasi Sediaan Krim Cair Tangan Dan Badan Menggunakan Sari Kacang Kedelai (Soya max L.) Sebagai Bahan Pelembab

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Formulasi Sediaan Krim Cair Tangan Dan Badan Menggunakan Sari Kacang Kedelai (Soya max L.) Sebagai Bahan Pelembab. Kacang kedelai (Soya max L.), famili : Papilionaceae, mengandung lesitin, asam lemak jenuh, protein, serta berbagai vitamin, sehingga kacang kedelai kemungkinan dapat digunakan sebagai pelembab.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dapat atau tidaknya sari kacang kedelai diformulasikan dalam sediaan krim cair tangan dan badan dan kemampuannya dalam mengurangi penguapan air dari kulit. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Sari kacang kedelai diformulasikan dalam sediaan krim cair tangan dan badan sebagai pelembab dengan konsentrasi sari kacang kedelai yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4, dan 5%, kemudian dibandingkan dengan blanko yang berupa dasar krim cair, sediaan yang mengandung gliserin 2%, dan salah satu sediaan pelembab yang ada di pasaran (Vaseline® total moisture lotion).

Beberapa pengujian telah dilakukan terhadap sediaan yaitu : uji homogenitas, penentuan tipe emulsi, pengukuran pH, pengamatan stabilitas fisik sediaan berupa perubahan warna, bau, dan pecahnya emulsi, uji iritasi terhadap kulit sukarelawan, penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit dengan menggunakan 12 orang sukarelawan wanita, dan pengukuran viskositas. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan krim cair yang dihasilkan semuanya homogen dan memiliki tipe emulsi m/a. Sediaan krim cair tangan dan badan mempunyai pH 6,7-7,0 dan tidak mengalami perubahan pH selama penyimpanan, stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu,sedangkan sediaan sari kacang kedelai dengan konsentrasi 4 dan 5% mengalami perubahan bau dan pecah emulsi sebelum 12 minggu. Semua sediaan tidak mengiritasi kulit, serta mempunyai viskositas 3005-95000 cP. Hasil pengujian kemampuan pengurangan penguapan air dari kulit menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sari kacang kedelai yang ditambahkan pada sediaan krim cair, maka semakin tinggi pula kemampuan sediaan krim tersebut menahan penguapan air dari kulit. Dibandingkan dengan sediaan yang mengandung gliserin 2% dan Vaseline® total moisture lotion, ternyata sediaan sari kacang kedelai konsentrasi 2% dan 3% memiliki kemampuan yang sama dengan sediaan yang mengandung gliserin 2% untuk mengurangi penguapan air dari kulit, dan sediaan sari kacang kedelai konsentrasi 5% memiliki kemampuan yang sama dengan Vaseline® total misture lotion. Jadi, Sari kacang kedelai dengan konsentrasi 1, 2, dan 3% dapat diformulasikan dalam sediaan krim cair tangan dan badan tipe emulsi m/a karena memenuhi persyaratan sediaan yang tertera di literatur, sedangkan krim cair yang mengandung sari kacang kedelai 4 dan 5% tidak stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu.

Skripsi Farmasi Pengujian Stabilitas Natrium Diklofenak dalam Cangkang Kapsul Alginat

Download Kumpulan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengujian Stabilitas Natrium Diklofenak dalam Cangkang Kapsul Alginat. Natrium diklofenak, suatu Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), memiliki efek samping dapat mengiritasi lambung dan penggunaan cangkang kapsul alginat dalam pembuatan suatu sediaan kapsul natrium diklofenak dapat mengurangi efek samping dari natrium diklofenak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyimpanan dan penambahan bahan pemburam, titanium dioksida, pada cangkang kapsul terhadap stabilitas natrium diklofenak dari cangkang kapsul alginat.

Cangkang kapsul alginat dibuat dari natrium alginat 80-120cP dengan penambahan bahan pemburam titanium dioksida. Pengujiaan stabilitas fisik cangkang kapsul alginat meliputi pengamatan warna, uji waktu hancur, dan uji kerapuhan, sedangkan pengujian stabilitas fisik dan kimia cangkang kapsul alginat yang diisi natrium diklofenak meliputi pengamatan warna bahan obat, uji kerapuhan cangkang kapsul, penetapan kadar dan laju disolusi.

Pengamatan warna dilakukan secara visual, uji waktu hancur menggunakan disintegration tester, kerapuhan kapsul diuji dengan capsule shell impact tester, kadar diukur secara spektrofotometri dan disolusi dilakukan dengan alat disolusi metode dayung dalam medium pH berganti. Penyimpanan dilakukan pada suhu 30°C dengan RH 70% dan suhu 40°C dengan RH 75% selama 3 bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terlihat adanya perubahan warna obat dan cangkang kapsul tidak menunjukan adanya kerapuhan setelah penyimpanan cangkang kapsul alginat yang berisi natrium diklofenak pada suhu 30°C dengan RH 70% selama 3 bulan demikian juga pada suhu 40°C dengan RH 75%. Kadar natrium diklofenak setelah penyimpanan selama 3 bulan pada suhu 30°C dengan RH 70% masih memenuhi persyaratan demikian pula pada penyimpanan suhu 40°C dengan RH 75% selama 3 bulan. Penyimpanan pada suhu 30°C dengan RH 70% dan suhu 40°C dengan RH 75% selama 3 bulan tidak berpengaruh terhadap laju disolusi. Penambahan pemburam titanium dioksida juga memperlambat laju disolusi dari natrium diklofenak dalam cangkang kapsul alginat.

Skripsi Farmasi Korelasi Drug Related Problems (DRP) Penggunaan Antibiotika Terhadap Outcomes Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Periode Oktober-Desember 2010 dan Januari-Maret 2011

>Korelasi Drug Related Problems (DRP) Penggunaan Antibiotika Terhadap Outcomes Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Periode Oktober-Desember 2010 dan Januari-Maret 2011. Salah satu penyakit infeksi saluran napas yang paling sering terjadi adalah pneumonia.

Tingginya insidensi penyakit pneumonia serta dampak yang ditimbulkannya membawa akibat terhadap tingginya konsumsi obat termasuk antibiotika sehingga berpeluang besar menimbulkan Drug Related Problems (DRP)(FK UGM, 2011). Drug Related Problems (DRP) penggunaan antibiotika merupakan masalah serius akibat ketidaktepatan pemakaian antibiotika dalam klinik yang dapat memberikan dampak negatif mempengaruhi tercapainya tujuan terapi (Depkes RI, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan frekuensi penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap serta mengetahui DRP yang paling berpengaruh terhadap outcomes pasien. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain retrocpective cross sectional pada dua periode yaitu periode Oktober-Desember 2010 dan periode Januari-Maret.

Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medik pasien sebanyak 30 pasien untuk periode Oktober-Desember 2010 dan sebanyak 42 pasien untuk periode Januari-Maret 2011 yang memenuhi kriteria inklusi. Data diidentifikasi terhadap peluang terjadinya DRP, kemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan konsep regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotika yang paling banyak digunakan adalah golongan sefalosporin pada kedua periode. Untuk terapi tunggal/monoterapi, antibiotika yang paling banyak digunakan adalah seftriakson (20,00%) dan sefotaksim (16,67%) untuk periode Oktober-Desember 2010; seftriakson (40,48%) dan sefotaksim (4,76%) untuk periode Januari-Maret 2011, sedangkan terapi kombinasi dua atau lebih antibiotika yang paling banyak digunakan adalah kombinasi seftriakson dengan siprofloksasin pada kedua periode yaitu 30,00% pada periode Oktober-Desember 2010 dan 19,57% pada periode Januari-Maret 2011. Frekuensi kejadian DRP Pada periode Oktober-Desember 2010 kategori indikasi tanpa obat adalah sebesar 3,33%, obat tanpa indikasi sebesar 10,00%, dosis salah sebesar 6,67%, dan interaksi obat sebesar 53,33% sedangkan pada periode Januari-Maret 2011 kejadian DRP kategori indikasi tanpa obat sebesar 0,00%, obat tanpa indikasi sebesar 9,52%, dosis salah sebesar 14,29%, dan interaksi obat sebesar 66,67%. Hasil analisis regresi linier pada periode Oktober-Desember 2010 menunjukkan bahwa indikasi tanpa obat berkorelasi paling besar terhadap kematian pasien dan lama rawat pasien yaitu sebesar 0,694 dan 6,167 sedangkan pada periode Januari-Maret 2011 interaksi obat (0,151) berkorelasi paling besar terhadap kematian pasien, dan dosis salah (5,889) berkorelasi paling besar terhadap lama rawat pasien.