Minggu, 29 September 2013

Skripsi Farmasi Menentukan Waktu Retensi pada Senyawa Antagonis H2 dengan variasi Fase Gerak secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT )

Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap – Menentukan Waktu Retensi pada Senyawa Antagonis H2 dengan variasi Fase Gerak secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT ). Telah dilakukan studi penetapan harga koefisien partisi atau pengukuran waktu retensi senyawa – senyawa antihistamin H2 yaitu Simetidin, Ranitidin, Famotidin dengan variasi fase gerak A (Simetidin), fase gerak B (Ranitidin), dan fase gerak C (Famotidin) dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah harga koefisien partisi atau pengukuran waktu retensi dapat ditentukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), membandingkannya dengan fase gerak A, B, dan C, membandingkan dengan peneliti sebelumnya (Vonna, 2006) dan program Chem Draw. Dari hasil penelitian diperoleh waktu retensi atau harga koefisien partisi senyawa antihistamin H2 yang terbesar dengan menggunakan fase gerak A dibandingkan fase gerak B dan fase gerak C yaitu simetidin baku (Fase Gerak A = 2226), (Fase gerak B = 1,647 ), dan Fase Gerak C = 1,777. Simetidin generik (Fase gerak A = 2,312), (Fase gerak B = 1,642), dan (fase gerak C = 1,913). Omekur ( Fase gerak A = 2,204), (Fase gerak B = 1,647), dan (Fase gerak C = 1,869). Ranitidin baku (Fase gerak A = 1,829), (Fase gerak B = 1,642), dan (Fase gerak C = 1,842), Ranitidin generik (Fase gerak A = 1,925), (Fase gerak B = 1,642), dan (Fase gerak C = 1,870). Omeranin (Fase gerak A = 1,834), (Fase gerak B = 1,646), dan (Fase gerak C = 1,870). Famotidin baku (Fase gerak A = 2,150), Fase gerak B = 1,503), dan (Fase gerak C = 1,766), Famotidin generiK (Fase gerak A = 2,044), (Fase gerak B = 1,504), dan Fase gerak C = 1,871). Pratifar ( Fase gerak A = 2,114), (Fase gerak B = 1,503), dan (Fase gerak C = 1,870). Peneliti sebelumnya (Vonna, 2006) telah melakukan penelitian tentang penentuan nilai log P sediaan bahan baku antihistamin - H2 yaitu : Simetidin (Log P = -0,307), Rantitidin (Log P = -1,328), Famotidin (Log P = -0,946) dengan penggojokan sistem oktanol-air yang dianalisis secara spektrofotometri ultraviolet. Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah Simetidin mempunyai nilai Log P (Koefisien Partisi) yang lebih besar sedangkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) waktu retensi pada fase gerak A (Simetidin) lebih besar dimana harga koefisien partisi senyawa antihistamin H2 yang terbesar adalah Simetidin, yang berarti senyawa tersebut mempunyai kelarutan dalam lemak yang paling besar dibandingkan senyawa antihistamin lain yang diuji.

Tetapi berdasarkan program (Chem Draw) penentuan nilai log P sediaan bahan baku antihistamin – H2 yaitu : Simetidin (Log P = 0,79), Ranitidin (Log P = 1,2), Famotidin (Log P = -0,03) dimana harga koefisien partisi senyawa antihistamin H2 yang terbesar adalah Ranitidin disebabkan karena dalam bentuk base yang larut dalam fase non polar, bukan dalam bentuk garamnya yaitu Ranitidin HCI yang lebih mudah larut dalam fase polar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar