Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Parasetamol, Kafein Dan Asetosal Dalam Sediaan Oral Secara Simultan Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Obat dalam betuk kombinasi sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk diantaranya penyakit Flu. Kombinasi dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal biasanya digunakan untuk memperkuat efek analgetiknya. Obat ini dapat dianalisis secara serempak (simultan) mengunakan metode Kromatografi Cair Kenerja Tinggi (KCKT).
Dalam beberapa literatur menyatakan untuk penetapan kadar campuran dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal dapat dilakukan dengan beberapa komposisi fase gerak antara lain: Metanol - Dapar (Natrium Hidrogen fosfat, Tetrabutil Amonium fosfat, Asam fosfat), 3% Asam Asetat, Metanol - Dapar fosfat - Air, dan Dapar Amonium Asetat pH 4 - Metanol. Adapun fase gerak yang dipakai dalam penetapan kadar campuran dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal dalam penelitian ini adalah Dapar Amonium Asetat pH 4 dan Metanol. Analisis ini dilakukan menggunakan kolom Shim-pack VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), detektor UV λ= 220 nm. Perbandingan fase gerak Dapar amonium Asetat pH4 -Metanol dengan perbandingan 95:5, 90:10, 80:20, dan 70:30. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan fase gerak yang terbaik adalah 95:5. Kemudian dengan perbandinagan fase gerak yang terpilih dilakukan perbandingan laju alir dari 0,5 ml/menit, 0,6 ml/menit, 0,7 ml/menit dan 0,8 ml/menit.
Dari hasil penelitian diperoleh laju alir 0,8 ml/menit memberikan pemisahan dan hasil yang terbaik dengan waktu tambat 5,061 untuk Parasetamol, 7,274 untuk Kafein dan 8,222 untuk Asetosal, resolusi 8,688 dan 3,147; theoritical plate 8268,210 untuk Parasetamol, 10290,787 untuk Kafein dan 10824,424 untuk Asetosal. Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linier antara luas puncak dengan konsentrasi, untuk Parasetamol pada konsentrasi 60 sampai 140 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9982 dan persamaan regresi Y = 36915,4095X+533570,21 ; untuk Kafein pada konsentrasi 8 sampai 24 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9997 dan persamaan regresi Y = 84645,7250X+3758,8600 ; untuk Asetosal pada konsentrasi 16 sampai 96 µg/ml dengan koefisien korelasi,r = 0.9994 dan persamaan regresi Y = 7028,4623X-1874,5674. Hasil penetapan kadar campuran bahan obat dari Parasetamol, Kafein dan Asetosal menunjukkan uji validasi yang dilakukan terhadap tablet Poldan Mig (PT. Sanbe Farma), untuk Parasetamol diperoleh % recovery = 101,69, simpangan baku relatif (RSD) = 2,03%, untuk Kafein diperoleh % recovery = 103,23, simpangan baku relatif (RSD) = 4,75 dan untuk Asetosal diperoleh % recovery = 89,58, simpangan baku relatif (RSD) = 8,25.
Hasil ini menunjukkan metode KCKT yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi dan presisi untuk Kafein dan Asetosal. Batas deteksi (LOD) dan batas kuntitasi (LOQ) untuk Parasetamol 1,67 mcg/ml dan 5,54 mcg/ml, untuk Kafein 0,45 mcg/ml dan 1,50 mcg/ml dan untuk Asetosal 7,43 mcg/ml dan 24,75 mcg/ml. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan fase gerak Dapar Amonium Asetat pH4 - Metanol dapat digunakan untuk penetapan kadar dari campuran Parasetamol, Kafein dan Asetosal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar