Minggu, 29 September 2013

Skripsi Farmasi Pengaruh Penggunaan Air Yang Mengandung Ion Dan Yang Tidak Mengandung Ion Terhadap Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etilasetat Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Sebagai Obat Luka Bakar Pada Kelinci Putih Jantan.

Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap – Pengaruh Penggunaan Air Yang Mengandung Ion Dan Yang Tidak Mengandung Ion Terhadap Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etilasetat Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.) Sebagai Obat Luka Bakar Pada Kelinci Putih Jantan.

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi, akibat yang ditimbulkan adalah luka melepuh. Kulit yang melepuh berisi cairan sebagai reaksi untuk mendinginkan luka. Krim tipe minyak dalam air cocok untuk luka bakar karena mempunyai kemampuan mengabsorpsi cairan yang diproduksi luka tersebut.

Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L) dari suku Melastomataceae. Telah dilakukan karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi dari daun senduduk (Melastoma malabathricum.L), formulasi ekstrak dalam sediaan krim tipe emulsi minyak dalam air, efeknya terhadap penyembuhan luka bakar dan stabilitasnya. Sebagai kontrol digunakan dasar krim dengan menggunakan air yang tidak mengandung ion (A) dan air yang mengandung ion (E).

Kadar ekstrak yang diformulasikan untuk krim yang menggunakan air yang tidak mengandung ion adalah 3% (B), 5% (C), dan 7% (D). Kadar ekstrak yang diformulasikan untuk krim yang menggunakan air yang mengandung ion adalah 3% (F), 5% (G) dan 7% (H).Hasil karakteristik simplisia dan ekstrak diperoleh kadar air 5,66%, 11,64%, kadar sari yang larut dalam air 15,80%, 8,92%, kadar abu total 5,81%, 0,67% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 1,6%, 0,22%. Hasil penapisan fitokimia dan pemeriksaan ekstrak menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida, dan streroida/triterpenoida. Hasil pengujian stabilitas fisis sediaan krim menunjukkan bahwa semua formula stabil selama 6 minggu pada suhu kamar dan suhu -4oC, pada suhu 40oC, krim B lebih stabil dibandingkan krim C dan krim D.

Krim C mengalami pemisahan pada minggu ke-5 dan krim D mengalami pemisahan pada minggu ke-4, sedangkan krim F dan krim G lebih stabil daripada krim H. Krim F dan krim G mengalami pemisahan pada minggu ke-4, krim H mengalami pemisahan pada minggu ke-1, dan krim E pecah pada minggu ke-5. Berdasarkan hasil pengujian efek sediaan krim terhadap penyembuhan luka bakar dengan diameter 2cm menunjukkan bahwa formula yang paling efektif adalah krim G yang mampu menyembuhkan luka bakar selama 16 hari setelah penggunaan dan formula yang paling stabil adalah krim B stabil selama 6 minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar