Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Multikomponen dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet. TBC merupakan penyakit infeksi yang paling mematikan dan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Jumlah penderita TBC di Indonesia sebanyak 583.000 orang, Cina 2 juta dan India 1,5 juta.
Tablet kombinasi rifampisin dan isoniazid merupakan salah satu sediaan obat yang sering digunakan dalam pengobatan TBC. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran secara spektrofotometri ultraviolet. Penetapan kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara multikomponen menggunakan pelarut asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang 230 nm dan 266 nm.
Diukur validitasnya berdasarkan parameter akurasi (metode penambahan baku) dan presisi. Rifampisin dan isoniazid baku (PT. Indofarma) sebelum digunakan terlebih dahulu diidentifikasi menggunakan spektrofotometer FTIR. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa baku yang ditentukan adalah rifampisin dan isoniazid. Dari hasil penelitian diperoleh kadar rifampisin yaitu campuran baku (PT. Indofarma) 100,73% ± 0,07%, tablet generik (PT. Indofarma) 100,19% ± 0,21%, tablet Rimactazid® (PT. Sandoz) 101,13% ± 0,23%, sedangkan kadar isoniazid yaitu campuran baku (PT. Indofarma) 99,48% ± 0,07%, tablet generik (PT. Indofarma) 100,63% ± 0,25%, tablet Rimactazid® (PT. Sandoz) 98,96% ± 0,30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet yang diteliti memenuhi persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia 30 yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar