Download Kumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap – Penetapan Kadar Vitamin C Dari Bawang Putih (Allium sativum L.) Secara Titrasi 2,6-Diklorofenol Indofenol. Bawang putih merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik dalam pemasarannya. Hal ini terkait dengan banyak konsumsi bawang putih oleh masyarakat Indonesia yang di gunakan sebagai bumbu dapur.
Selain itu bawang putih juga banyak mengandung senyawa nonsulfur allixin yang bersifat antioksidan, antimicrobial, dan antitumor. Bawang putih adalah sumber kalsium, fosfor, dan selenium yang baik, Selain itu, bawang putih juga merupakan sumber vitamin C, vitamin B6, dan manggan yang sangat baik. Sampel bawang diperoleh dari salah satu pasar tradisonal Jamin Ginting Pasar Tradisional Pancur Batu dan Salah satu supermarket yang terdapat di daerah Sumatera Utara.
Penetapan kadar vitamin C dilakukan dengan metode titrasi 2,6-diklorofenol indofenol sesuai dengan prosedur metode analisis pangan PPOMN karena larutan 2,6-diklorofenol indofenol selektif terhadap vitamin C dan dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C dari Bawang putih dari pasar tradisional Pancur Batu adalah 27,45 mg/100 g, Bawang putih dari Supermarket adalah 25,90 mg/100 g, dan Bawang dari pasar tradisional Jamin Ginting 25,31 mg/100 g.
Berdasarkan hasil uji statistika One-Way ANOVA dari masing-masing bawang putih (Allium sativum L) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap kadar vitamin C dari ketiga bawang putih tersebut. Pada uji validasi metode diperoleh persen recovery sebesar 91,56% dan persen RSD sebesar 1,55%. Berdasarkan data di atas, Bawang putih dari pasar tradisonal Pancur Batu mempunyai kadar vitamin C paling tinggi, dan Bawang putih dari pasar tradisional Jamin Ginting mempunyai kadar vitamin C paling rendah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar